Perbedaan Data Center (DC) dan Disaster Recovery Center (DRC) yang Harus Anda Ketahui!

Perbedaan Data Center (DC) dan Disaster Recovery Center (DRC) yang Harus Anda Ketahui

Perbedaan DC dan DRC – Di era digital saat ini, perusahaan atau organisasi sangat membutuhkan Data Center (DC) dan Disaster Recovery Center (DRC) untuk menjalankan bisnis mereka.

Selain sebagai tempat untuk menyimpan server, keperluan DC dan DRC untuk keamanan data yang tersimpan didalam server tersebut

Semua data-data penting perusahaan akan disimpan dan dikelola secara aman di data center, dan jika sewaktu-waktu terjadi bencana atau kejadian yang merusak, data akan tetap aman karena bisa dipulihkan dengan DRC.

Namun apakah kalian tahu perbedaan Data Center (DC) dan Disaster Recovery Center (DRC)? Yuk simak artikel dibawah ini!

Apa itu Data Center?

Apa itu Data Center?

Sebelum kita bahas perbedaan DC dan DRC, alangkah baiknya kita tahu dulu apa itu data center dan apa itu disaster recovery center

Data center atau pusat data adalah suatu fasilitas fisik yang digunakan untuk menyimpan, mengelola, dan menyediakan akses data serta layanan komputasi secara terpusat.

DC biasanya berisi server, perangkat jaringan, dan infrastruktur pendukung lainnya yang diperlukan untuk menyediakan layanan komputasi dan menyimpan data.

Fungsi utama data center adalah menyediakan keamanan dan ketersediaan tinggi bagi data dan sistem yang dihostingnya.

Data center dapat dioperasikan oleh organisasi sendiri atau oleh pihak ketiga yang menyediakan layanan hosting dan manajemen data center.

Dalam era digital saat ini, data center menjadi sangat penting bagi banyak organisasi yang bergantung pada teknologi informasi dan komunikasi untuk menjalankan bisnis mereka.

Data center dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan, seperti hosting situs web, penyimpanan data, pemrosesan transaksi keuangan, dan banyak lagi.

Apa Itu Disaster Recovery Center?

Apa itu Disaster Recovery Center (DRC)?

Disaster Recovery Center (DRC) adalah fasilitas yang dirancang untuk membantu organisasi memulihkan operasi mereka setelah terjadi bencana atau kejadian yang merusak.

Contoh bencana atau kejadian yang merusak adalah bencana alam, serangan siber, atau kerusakan peralatan.

Pusat pemulihan bencana ini biasanya dilengkapi dengan infrastruktur dan peralatan yang dibutuhkan untuk memulihkan sistem, aplikasi, dan data organisasi setelah terjadi bencana.

Selain itu, ia seringkali dilengkapi dengan peralatan cadangan dan salinan data yang diperlukan untuk mengembalikan sistem dan aplikasi ke keadaan sebelum terjadi bencana.

DRC dapat dioperasikan secara internal oleh sebuah organisasi atau sebagai layanan dari pihak ketiga yang menyediakan infrastruktur dan peralatan untuk memulihkan sistem organisasi.

Ia juga dapat digunakan sebagai bagian dari rencana keamanan dan pemulihan bencana yang lebih luas.

Tujuan dari DRC adalah untuk membantu organisasi memulihkan operasi mereka dengan cepat dan efektif setelah terjadi bencana atau kejadian yang merusak.

Dengan memiliki DRC yang handal dan terencana dengan baik, organisasi dapat mengurangi dampak dari bencana dan mengurangi waktu pemulihan yang diperlukan untuk kembali beroperasi secara normal.

Apa Perbedaan Data Center (DC) dan Disaster Recovery Center (DRC)?

Perbedaan Data Center dan Disister Recovery Center

Data center (DC) dan Disaster Recovery Center (DRC) adalah dua fasilitas teknologi yang berbeda meskipun keduanya terkait dengan pengelolaan data dan teknologi informasi.

Perbedaan utama antara DC dan DRC adalah tujuan dan fungsi masing-masing fasilitas.

Untuk lebih jelasnya, yuk kita simak penjelasan berikut ini.

Definisi

Data center adalah fasilitas yang digunakan untuk menyimpan, mengelola, dan menyediakan akses data serta layanan komputasi secara terpusat.

Sementara Disaster Recovery Center (DRC) adalah fasilitas yang dirancang untuk membantu organisasi memulihkan operasi mereka setelah terjadi bencana atau kejadian yang merusak.

Tujuan

Tujuan utama dari DC adalah untuk menyediakan layanan IT dengan ketersediaan tinggi dan kinerja optimal serta keamanan data yang tinggi.

DC sering digunakan sebagai pusat operasi penting bagi perusahaan dan organisasi untuk menjalankan bisnis mereka.

Tujuan utama dari DRC adalah untuk memberikan solusi alternatif bagi organisasi agar dapat melanjutkan operasi mereka dalam situasi darurat dan setelah terjadi bencana.

Jenis

Jenis-Jenis Data Center (DC):

  1. Tier 1- Kapasitas dasar dengan UPS:
    DC yang memiliki satu jalur untuk kelistrikan, pendinginan, dan jaringan yang rentan terhadap gangguan dan downtime.

  2. Tier 2 – Kapasitas redundan dengan pendinginan dan daya:
    DC yang memiliki komponen redundan untuk jalur kelistrikan dan pendinginan untuk mengurangi risiko downtime dan memperbaiki kemampuan skalabilitas.

  3. Tier 3 – Dapat dipelihara secara bersamaan dan komponen apa pun dapat dilepas tanpa memengaruhi produksi:
    DC yang memiliki sistem redundan yang memungkinkan perbaikan dan pemeliharaan tanpa mempengaruhi operasi dan mengurangi downtime.

    Tier 3 juga memiliki sistem dual power feeds dan backup generator yang dapat mengatasi gangguan listrik.

  4. Tier 4 – Toleran kesalahan terisolasi dari semua jenis kegagalan:
    DC yang memiliki semua kriteria Tier 3 ditambah dengan sistem yang sangat redundant dan toleransi terhadap kesalahan yang lebih tinggi.

    Tier 4 juga memiliki kemampuan mengatasi segala jenis gangguan dan memiliki infrastruktur yang lebih aman dan terkendali.

Herza Cloud sudah menggunakan data center jenis Tier 4 di akhir tahun 2020.

PT Herza Digital Indonesia memutuskan untuk bergabung menjadi Partner dari PT DCI Indonesia.

DCI Indonesia adalah Datacenter Tier 4 pertama di Indonesia yang berlokasi di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.

Datacenter bersertifikat TIer 4 ini, mampu memberikan jaminan Uptime sebesar 99,999%.

Jenis-Jenis Disaster Recovery Center (DRC):

  1. Cold DR: Skema dasar dalam DR (Disaster Recovery) dimana pada skema ini system melakukan backup dan hasil dari backup tersebut dapat di-download dan di-restore di perangkat yang sama atau pun perangkat lain.

  2. Warm DR: Skema ini memungkinkan Anda untuk dapat menjalankan kembali hasil backup/instant recovery yang ada pada data center untuk dijadikan sebagai production.

    Namun perlu dicatat tidak ada proses replikasi dan mirroring pada skema ini dikarenakan system yang dipulihkan berasal dari hasil backup yang dikehendaki akan ditambahkan charge compute point saat disaster terjadi.

  3. Hot DR: Skema DR yang paling canggih, dimana Anda tetap dapat menggunakan backup dan melakukan instant recovery namun perbedaannya adalah terdapat mirroring dan replikasi dari system yang ada pada production.

    Pada skema HOT DR, DRC dapat disesuaikan dengan topologi atau kondisi organisasi.

Pembentukan

Data center biasanya berada pada lokasi fisik yang permanen atau dapat berupa virtual di cloud, dimana infrastruktur TI terletak pada lokasi yang terpusat dan terkendali.

DC bertanggung jawab untuk menyimpan, mengolah, dan mengelola data serta aplikasi bisnis organisasi secara terus-menerus.

Sementara DRC berada pada lokasi fisik yang bersifat sementara atau dapat berupa lokasi virtual di cloud.

Tujuannya untuk memberikan akses dan layanan TI yang terkendali selama terjadi bencana atau keadaan darurat yang mengganggu operasi bisnis normal.

DRC memiliki tugas untuk memulihkan operasi bisnis dengan memperbaiki sistem dan infrastruktur TI yang rusak.

Sehingga organisasi dapat melanjutkan operasi bisnisnya dalam waktu sesingkat mungkin setelah terjadinya bencana.

Dalam konteks cloud, DC dapat berada pada lokasi virtual di cloud, sedangkan DRC dapat menggunakan konsep cloud untuk menyediakan layanan DR.

DRC cloud dapat berada di lokasi virtual di cloud yang sama dengan DC atau di lokasi virtual yang berbeda untuk memastikan keamanan dan redundansi data dan aplikasi organisasi selama bencana atau keadaan darurat yang mengganggu operasi bisnis normal.

Lokasi

Lokasi Data Center (DC) dan Disaster Recovery Center (DRC) sangat penting dalam memastikan keamanan dan redundansi data dan aplikasi organisasi.

Data Center umumnya berada di lokasi fisik yang aman dan dapat diakses oleh staf IT organisasi.

DC dapat berupa bangunan fisik yang dirancang khusus atau ruang data yang disewa dari penyedia layanan colocation.

Selain itu, DC juga dapat berada di cloud, di mana organisasi dapat menyewa sumber daya cloud untuk menyimpan dan mengelola data dan aplikasi mereka.

Sedangkan Disaster Recovery Center (DRC) harus berada di lokasi yang berbeda dengan DC dan harus dilindungi dari bencana yang sama yang dapat mempengaruhi DC.

DRC dapat berupa bangunan fisik atau pusat data yang disewa dari penyedia layanan colocation.

Selain itu, DRC juga dapat berada di cloud, di mana organisasi dapat menyewa sumber daya cloud untuk memulihkan data dan aplikasi mereka selama keadaan darurat.

Ketika memilih lokasi DC dan DRC, organisasi harus mempertimbangkan faktor seperti keamanan, ketersediaan jaringan, aksesibilitas, biaya, dan persyaratan peraturan dan kepatuhan.

Penting untuk memastikan bahwa lokasi DC dan DRC dapat memenuhi kebutuhan organisasi dan memberikan tingkat keamanan dan redundansi yang memadai untuk melindungi data dan aplikasi selama bencana atau keadaan darurat.

Mengapa Perusahaan Anda Membutuhkan Discover Recovery Center (DRC)?

Antisipasi Kegagalan Mesin dan Hardware

Meskipun perusahaan telah berinvestasi pada peralatan dan mesin yang canggih, DRC tetap diperlukan untuk memastikan bahwa data dan aplikasi perusahaan dapat diakses dan dipulihkan selama bencana atau keadaan darurat.

Meskipun perusahaan telah memiliki peralatan dan mesin canggih, mereka masih dapat mengalami kerusakan atau kegagalan akibat faktor-faktor seperti kebakaran, banjir, atau gempa bumi.

DRC memberikan redundansi yang diperlukan untuk melindungi data dan aplikasi perusahaan selama bencana atau keadaan darurat.

Dengan DRC, perusahaan dapat memulihkan operasi bisnis normal mereka dengan cepat dan efisien.

Sehingga dapat mengurangi dampak keuangan dan reputasi negatif yang diakibatkan oleh downtime yang lama.

Selain itu, DRC juga membantu perusahaan untuk memastikan bahwa hardware dan peralatan mereka dapat berfungsi dengan baik selama keadaan darurat.

Hal ini dapat membantu perusahaan untuk mengurangi risiko downtime atau kegagalan layanan yang disebabkan oleh masalah teknis.

Dengan demikian, meskipun perusahaan telah berinvestasi pada peralatan dan mesin canggih, DRC tetap menjadi komponen penting dalam strategi keamanan dan pemulihan bencana perusahaan.

Antisipasi Akibat Kesalahan Manusia

DRC tidak sepenuhnya dapat mencegah kesalahan manusia atau human error, tetapi dapat membantu perusahaan memulihkan data dan sistem yang terpengaruh oleh kesalahan manusia dengan lebih cepat dan efisien.

Kesalahan manusia adalah salah satu penyebab umum kegagalan sistem dan kehilangan data.

Misalnya, seorang staf IT yang tidak sengaja menghapus data penting atau membuat kesalahan konfigurasi sistem.

Dalam hal ini, DRC dapat membantu perusahaan memulihkan data dan sistem yang terpengaruh oleh kesalahan tersebut dengan lebih cepat dan efisien.

DRC dapat digunakan untuk membuat cadangan data yang teratur dan memastikan bahwa cadangan tersebut terpisah dari sistem utama untuk menghindari kerusakan atau kerugian akibat kesalahan manusia.

Selain itu, DRC juga dapat membantu perusahaan untuk melakukan pemulihan otomatis dalam kasus-kasus tertentu.

Hal ini berarti sistem akan secara otomatis memulihkan data dan sistem yang terpengaruh oleh kesalahan manusia atau kesalahan teknis lainnya tanpa campur tangan manusia.

Sehingga dapat mengurangi risiko kesalahan manusia selama proses pemulihan.

Dalam kesimpulannya, meskipun DRC tidak sepenuhnya dapat mencegah kesalahan manusia atau human error, tetapi dapat membantu perusahaan memulihkan data dan sistem yang terpengaruh oleh kesalahan tersebut dengan lebih cepat dan efisien.

Antisipasi Faktor Alam yang Tidak Dapat Diprediksi

Memiliki DRC di banyak lokasi yang secara teoretis aman dari bencana memang dapat meningkatkan keamanan dan ketersediaan data perusahaan saat terjadi bencana.

Dengan adanya DRC di lokasi yang berbeda, perusahaan dapat memastikan bahwa meskipun satu atau beberapa lokasi mengalami bencana, data dan sistem masih dapat dipulihkan dari lokasi lain.

Namun, penting juga untuk mempertimbangkan biaya dan efektivitas dari memiliki DRC di banyak lokasi.

Setiap lokasi DRC membutuhkan investasi dan biaya operasional untuk menjaga infrastruktur dan peralatan tetap berjalan dengan baik.

Selain itu, memiliki terlalu banyak lokasi DRC juga dapat membingungkan dan mempersulit manajemen dan pemulihan data.

Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan analisis risiko dan penilaian kebutuhan untuk menentukan jumlah dan lokasi DRC yang tepat.

Hal ini dapat membantu perusahaan memastikan bahwa investasi DRC dapat memberikan manfaat yang optimal dalam situasi bencana tanpa mengorbankan efektivitas dan efisiensi biaya.

Optimalisasi Layanan

Pelanggan saat ini sangat mengharapkan layanan yang cepat dan konsisten dari sebuah bisnis.

Ketersediaan infrastruktur yang dapat diakses dan berfungsi dengan baik adalah faktor kunci dalam memenuhi harapan pelanggan tersebut.

Jika terjadi bencana atau gangguan pada infrastruktur, maka bisnis dapat mengalami downtime yang dapat memengaruhi reputasi dan kepercayaan pelanggan.

Dengan menggunakan DRC, bisnis dapat memastikan ketersediaan infrastruktur dan layanan yang cepat dan konsisten, bahkan dalam situasi bencana atau kegagalan sistem.

DRC dapat membantu bisnis untuk memulihkan operasi normal dengan cepat dan memastikan bahwa layanan tetap tersedia bagi pelanggan.

Hal ini dapat meminimalkan downtime, mempertahankan kepercayaan pelanggan, dan membantu bisnis untuk tetap bersaing di pasar yang kompetitif.

Namun, perlu diingat bahwa DRC sendiri tidak cukup untuk memenuhi harapan pelanggan.

Penting untuk menjaga kualitas layanan, meningkatkan efisiensi, dan mengembangkan inovasi baru yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan.

DRC hanyalah salah satu aspek dari strategi bisnis yang lebih luas untuk memberikan layanan yang sangat baik kepada pelanggan.

Kesimpulan

Nah itu lah perbedaan antara DC dan DRC serta alasan mengapa perusahaan membutuhkan kedua layanan tersebut.

Bagi Anda yang tertarik untuk menggunakan fasilitas layanan data center, coba hubungi Herza Cloud, karena kami menyediakan Layanan Colocation di AREA31 Data Center.

AREA31 ini cocok dijadikan sebagai data center untuk primary dan Disaster Recovery Center (DRC) karena letaknya yang cukup strategis dan mudah diakses.

Selain itu, AREA31 sudah tersertifikasi ISO 9001, 27001, 45001, dan PCI DSS. Ia juga telah mendapatkan sertifikasi Rated 3 Facilities dan ISO/IEC 22237 Availability Class 3 & Protection Class 3 dari EPI.

AREA31 merupakan yang PERTAMA di ASEAN yang menerima ISO/IEC 22237. Hal itu membuat AREA31 dapat dipercaya dan mumpuni sebagai pusat data center.

Kami juga menyediakan Layanan Colocation Server 1U hingga 4U Server Rackmount, Tower Server dan juga Layanan Rack Colocation dengan 5U Slot, 10U Slot, 20U Slot (Half Rack), 45U Slot (Full Rack) dibeberapa Datacenter Tier3 dan Tier 4 Indonesia.

Untuk kebutuhan Sewa Rack baik itu Full Rack, Half Rack atau bahkan 10U, silahkan ke halaman Sewa Rack Colocation.

Untuk Budget Colocation, kami menyediakan Layanan Colocation Server Murah di Datahall, Kalibata dan Gedung Tifa.

Sedangkan untuk kebutuhan Tier 3 Datacenter, kami menyediakan Gedung Cyber, Neucentrix (Karet Tengsin), Biznet Technovillage, IDC Duren TIga dan NTT-JKT2 untuk Premium Datacenter Tier 3.

Tersedia juga Tier 4 Datacenter di DCI Cibitung dengan Uptime 99,999%

Yuk langsung hubungi Herza Cloud untuk informasi lebih lanjut!

 

 

 

 

 

 

 

 

Perbedaan Backup & Disaster Recovery, Yuk Cari Tahu!

perbedaan backup & disaster recovery

Perbedaan Backup & Disaster Recovery- Banyak Organisasi dan bisnis mulai memperhatikan kepentingan data mereka dengan menggunakan dua teknologi yang dirasa memiliki peran yang cukup vital terhadap data perusahaan atau organisasi. 

Kemampuannya yang dapat mencadangkan sistem dan data perusahaan/organisasi, menjadi jalan cara solutif apabila data mengalami masalah yang tidak terduga-duga. Seperti serangan hacker, kegagalan sistem, human error bahkan bencana alam dan gangguan serius lain.

Dua teknologi tersebut yaitu Backup dan Disaster recovery keduanya sangat erat kaitannya dalam upaya untuk melindungi data dan informasi dari kehilangan atau kerusakan.

Akan tetapi, ada beberapa perbedaan khusus yang harus kamu tahu diantara Backup & Disaster Recovery.

Simak artikel di bawah yang akan membahas tentang perbedaan Backup & Disaster Recovery! 

Apa Itu Backup dan Disaster Recovery?

Backup adalah proses membuat salinan data atau informasi yang penting atau sensitif dari sistem komputer atau perangkat penyimpanan lainnya, sebagai cadangan untuk mengembalikan data jika terjadi kehilangan data.

Backup sering digunakan sebagai cara untuk melindungi data dari kerusakan, kehilangan, dan kejahatan seperti hacking atau malware.

Sementara, Disaster recovery adalah proses dan rencana untuk memulihkan aplikasi / website yang terdapat di satu server, karena terjadi bencana atau insiden yang mengakibatkan kerusakan pada infrastruktur server tersebut.

Bencana atau insiden tersebut dapat berupa bencana alam seperti banjir, gempa bumi, badai topan, kecelakaan, sabotase, serangan siber, dan lain sebagainya.

Disaster recovery bertujuan untuk memastikan bahwa organisasi dapat mengembalikan sistem teknologi informasi dan operasi bisnis dalam suatu server dalam waktu sesingkat mungkin setelah terjadinya bencana atau insiden tersebut.

Proses ini melibatkan pemulihan data, sistem, dan aplikasi yang penting untuk operasi bisnis, serta mengembalikan infrastruktur dan jaringan komunikasi yang diperlukan.

Agar kamu semakin paham berikut perbedaan Backup & Disaster Recovery. 

Perbedaan Backup dan Disaster Recovery

perbedaan backup & disaster recovery

  1. Backup adalah proses menciptakan salinan data atau informasi yang sudah ada untuk tujuan pemulihan data yang hilang atau rusak.

    Backup utamanya digunakan untuk menghindari kehilangan data karena kegagalan perangkat keras, kesalahan pengguna, serangan virus atau kerusakan fisik pada perangkat.

    Sementara itu, disaster recovery adalah strategi yang bertujuan untuk memulihkan sistem atau data yang terpengaruh oleh bencana, baik bencana alam seperti gempa bumi, banjir, atau bencana non-alam seperti pemadaman listrik, serangan siber, atau kebakaran.

  2. Biasanya backup disimpan dalam jangka waktu tertentu seperti beberapa minggu, bulan, atau bahkan tahun.

    Sementara, Disaster recovery mencakup perencanaan dan pengaturan sistem cadangan yang dapat diaktifkan ketika bencana terjadi.

    Sistem ini harus berada di lokasi yang berbeda atau di cloud, sehingga dapat diakses dari lokasi lain.

  3. Backup lebih berfokus pada data atau file yang tersimpan, sementara disaster recovery melibatkan seluruh sistem atau infrastruktur.

    Hal ini berdasarkan karena di dalam backup terdapat kegiatan pencadangan data yang terstruktur dan terjadwal, sedangkan di dalam disaster recovery terdapat proses untuk mengatur kembali sistem untuk mencapai kondisi normal secepat mungkin setelah terjadi bencana.

  4. Backup dapat dilakukan dengan interval waktu tertentu, sedangkan disaster recovery harus dirancang dan diuji secara teratur.

    Hal ini berdasarkan karena disaster recovery memerlukan strategi yang lebih lengkap dan matang,  serta membutuhkan pelatihan dan simulasi bencana untuk memastikan bahwa perusahaan perlu siap dalam situasi yang sulit untuk mengurangi waktu downtime yang diperlukan.

    Dengan demikian, backup dan disaster recovery adalah dua hal yang berbeda namun sangat penting dalam mengelola data dan informasi.

Perbedaan utamanya adalah backup bertujuan untuk melindungi data dari kehilangan dan kerusakan, sementara disaster recovery adalah upaya yang lebih luas untuk memulihkan sistem yang terpengaruh oleh bencana.

Baca juga! Apa Itu DRC dan Pentingnya Menggunakan DRC?

Istilah-istilah penting

Ada beberapa Istilah-istilah penting berkenaan dengan back up dan disaster recovery agar bisa menambah pemahamanmu, anatar lain :

1. RTO (Recovery Time Objective)

RTO (Recovery Time Objective) adalah waktu maksimum yang diperbolehkan untuk memulihkan operasional bisnis setelah terjadi gangguan atau kejadian tidak terduga.

Contohnya, Jika RTO organisasi adalah 4 jam, maka organisasi harus dapat memulihkan operasi normal dalam waktu 4 jam setelah terjadinya kegagalan sistem atau bencana.

Atau jika RTO untuk sistem email adalah 1 jam, maka organisasi harus dapat memulihkan sistem email dalam waktu 1 jam setelah terjadinya kegagalan sistem atau bencana.

Semakin kritis sistem atau aplikasi, semakin pendek RTO yang dibutuhkan untuk memastikan bisnis dapat berjalan dengan lancar dan menghindari kerugian finansial yang signifikan.

2. RPO (Recovery Point Objective)

RPO (Recovery Point Objective) mengacu pada jumlah data yang dapat diterima kehilangannya dalam situasi bencana atau kegagalan sistem.

RPO menentukan seberapa sering data harus disalin dan disinkronkan ke tempat yang aman, sehingga jika terjadi kegagalan atau bencana, perusahaan dapat mengembalikan data ke titik sebelum kejadian tersebut.

3. Failover

Failover adalah proses otomatis atau manual untuk memindahkan operasi dari sistem utama yang sedang tidak berfungsi ke sistem cadangan yang tersedia.

Prosedur failover biasanya diatur untuk memastikan bahwa sistem cadangan siap untuk mengambil alih tugas dari sistem utama dengan cara yang efektif atau tanpa ada waktu henti.

Failover digunakan dalam konteks disaster recovery untuk memastikan bahwa aplikasi dan layanan bisnis dapat beroperasi dengan sekecil mungkin terjadi gangguan ketika terjadi kegagalan pada sistem utama.

Failover juga digunakan dalam konteks ketersediaan layanan (service availability) untuk memastikan bahwa layanan tetap tersedia meskipun ada gangguan pada sistem utama.

4. Restore

Restore adalah proses mentransfer data dari cadangan kembali ke sistem utama atau pusat data setelah terjadi kegagalan atau kerusakan pada sistem utama.

Proses restore biasanya melibatkan pengambilan salinan data dari cadangan dan mengembalikan salinan data tersebut ke sistem utama atau pusat data.

Restore ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung pada teknologi dan strategi backup yang digunakan, seperti backup lokal, backup cloud, atau backup offsite.

5. Disaster Recovery As a Service

Disaster Recovery as a Service (DRaaS) adalah model layanan cloud computing yang memungkinkan organisasi untuk memulihkan sistem IT mereka setelah terjadi bencana atau kegagalan sistem dengan cepat dan mudah.

Dalam model DRaaS, penyedia layanan cloud menyediakan infrastruktur, sumber daya, dan teknologi yang dibutuhkan untuk memulihkan sistem organisasi dengan cepat.

Dalam model DRaaS, data dan aplikasi disalin dan disimpan di cloud penyedia layanan. Jika terjadi bencana atau kegagalan sistem, sistem cadangan dapat diaktifkan secara otomatis atau manual.

Pengguna dapat mengakses data dan aplikasi melalui jaringan internet dan memulihkan sistem mereka dengan cepat

Prioritaskan Beban Kerja

Setiap beban kerja dalam suatu organisasi dapat memiliki tingkat pentingan yang berbeda-beda tergantung pada kebutuhan bisnisnya.

Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan analisis risiko untuk menentukan RTO dan RPO yang sesuai untuk setiap beban kerja.

Contohnya, sistem perbankan online mungkin memiliki RTO yang sangat rendah dan RPO yang sangat ketat, karena data yang disimpan di sana sangat penting dan hilangnya data bahkan dalam hitungan detik dapat berdampak signifikan pada bisnis perbankan.

Dalam praktiknya, organisasi dapat menggunakan tingkatan seperti Tingkat 1, Tingkat 2, atau Tingkat 3 untuk memberikan kerangka kerja untuk perencanaan pemulihan data akibat bencana.

Evaluasi Opsi Penerapan

Setelah kamu sudah memahami kebutuhan back up dan disaster recovery, langkah selanjutnya adalah mengevaluasi opsi deployment yang tersedia untuk menyimpan data cadangan dan memulihkan sistem.

Beberapa opsi deployment yang umumnya digunakan dalam disaster recovery adalah :

1. Cloud

cloud


Backup berbasis cloud dan disaster recovery memungkinkan organisasi untuk menghindari biaya modal yang besar untuk infrastruktur backup dan pemulihan.

Dengan memilih solusi cloud untuk backup dan pemulihan, organisasi dapat menyimpan data mereka di server yang disediakan oleh penyedia cloud, sehingga tidak perlu membeli dan menginstal perangkat keras backup mereka sendiri.

Selain itu, backup berbasis cloud dan disaster recovery juga memberikan skalabilitas yang cepat.

Organisasi dapat menyesuaikan kapasitas penyimpanan dan daya pemrosesan sesuai dengan kebutuhan mereka, tanpa perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk perangkat keras atau perangkat lunak tambahan.

Dalam situasi bencana, backup berbasis cloud dan disaster recovery juga dapat membantu organisasi memulihkan data mereka dengan cepat dan efisien.

Data backup disimpan di tempat yang aman dan jauh dari situs utama organisasi, sehingga jika terjadi bencana, data dapat dengan mudah dipulihkan dari cloud.

2. On-premise

On-premise backup adalah solusi backup data yang disimpan secara lokal di perangkat keras atau server yang dioperasikan oleh organisasi itu sendiri.

Dalam solusi on-premise backup, organisasi bertanggung jawab untuk menyimpan, mengelola, dan memulihkan data backup mereka sendiri.

Selain itu, dalam On-premise backup organisasi dapat memilih untuk menggunakan media penyimpanan fisik seperti hard drive eksternal atau tape backup, atau menggunakan server atau perangkat keras yang dirancang khusus untuk backup.

Data backup disimpan di lokasi yang sama dengan lokasi lingkungan produksi, yang berarti akses dan pemulihan data backup dapat dilakukan dengan cepat.

Namun, on-premise backup memiliki beberapa kelemahan, yaitu karena proses backup dilakukan pada tempat yang sama, sehingga jika terjadi bencana, pemadaman listrik, atau hal lain yang tidak terduga akan terpengaruh pada seluruh pusat data.

Kesimpulan

Setelah membaca pembahasan lengkap tentang perbedaan backup & disaster recovery kamu mungkin bisa menyimpulkan bahwa yang menjadi perbedaan dasar antara backup dan recovery ialah backup bertujuan untuk melindungi data dari kehilangan dan kerusakan.

Sementara, disaster recovery adalah upaya yang lebih luas untuk memulihkan sistem yang terpengaruh oleh bencana.

Herza Cloud menyediakan layanan DRC untuk organisasi.

Herza Cloud telah lengkap dengan persyaratan teknis yang dibutuhkan sebagai penyedia layanan server yang mampu menyediakan layanan Data Recovery Center (DRC) yang memenuhi standar persyaratannya.

Berikut kelebihan DRC pada Herza Cloud

  1. Sudah bersertifikasi Tier 3
  2. Sudah bersertifikasi PCI DSS
  3. Sudah bersertifikasi ISO 9001 dan 27001
  4. Lokasi DRC  yang kami sediakan di Datacenter Area31, Tapos – Depok dan Datacenter Biznet Technovillage, Cimanggis – Depok
  5. Tim support 24 jam
  6. Tim teknis yang Ahli dan Profesional  

Apa itu Downtime? Yuk Kenali Penyebabnya!

Apa itu Downtime, Yuk Kenali Penyebabnya

Ketika Anda mengunjungi sebuah Situs Website, namun situs tersebut tidak bisa diakses, itu artinya server sedang down. Apakah Anda tahu apa itu downtime?

Keadaan tersebut tentunya pernah dialami oleh hampir setiap pengguna internet. Hal itu tentunya bisa mengambat kerjaan Anda, baik sebagai user maupun pemilik website tersebut.

Untuk itu, dalam artikel ini kami akan mengupas apa itu downtime? Apa saja penyebab terjadinya downtime dan bagaimana cara menghitung downtime?.

So, simak terus ya!

Pengertian Downtime

Apa itu Downtime?
Apa itu Downtime?

Pertama, Anda harus tahu apa itu downtime? Downtime adalah waktu ketika suatu sistem, aplikasi, atau layanan tidak dapat diakses atau tidak berfungsi seperti yang diharapkan.

Masalah downtime biasanya disebabkan oleh masalah teknis atau kegagalan perangkat keras, perangkat lunak, jaringan, atau infrastruktur lainnya yang digunakan untuk menjalankan sistem tersebut.

Downtime dapat mengganggu aktivitas bisnis atau pelayanan, serta dapat menyebabkan kerugian finansial atau reputasi yang buruk bagi organisasi yang terkena dampaknya.

Oleh karena itu, para pemilik bisnis dan penyedia layanan berusaha untuk meminimalkan downtime melalui pemeliharaan teratur dan upaya pencegahan kegagalan.

Kondisi ini dapat terjadi pada server, jaringan, komputer, website, atau sistem lainnya.

Downtime dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti masalah teknis pada perangkat keras atau lunak, serangan siber, kegagalan listrik, atau perawatan rutin pada server atau sistem.

Ketika terjadi downtime, pengguna tidak dapat mengakses atau menggunakan layanan tersebut, yang dapat menyebabkan hilangnya traffic pengguna dan potensial kerugian finansial bagi pemilik layanan atau bisnis.

Downtime dibagi menjadi dua jenis, yaitu planned downtime dan unplanned downtime.

Planned downtime merupakan kondisi downtime yang direncanakan, biasanya dilakukan ketika penyedia server atau layanan akan melakukan perawatan atau maintenance.

Sementara unplanned downtime adalah kondisi di mana server tidak dapat beroperasi karena masalah gangguan, dan tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi.

Penyebab Downtime

Penyebab Downtime
Penyebab Downtime

Setelah Anda mengetahui apa itu downtime, Anda juga harus tahu penyebab terjadinya downtime.
Bukan tanpa alasan terjadinya downtime, berikut ini beberapa penyebab terjadinya downtime pada server, diantaranya adalah sebagai berikut.

Putus Jaringan

Terputusnya server dari jaringan secara fisik dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya downtime.

Apabila server terputus dari jaringan, maka sistem pada jaringan tidak dapat mengakses server tersebut dan akhirnya mengakibatkan layanan menjadi tidak tersedia.

Penyebab terputusnya server dari jaringan secara fisik bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan pada kabel jaringan, masalah pada switch atau router, kerusakan pada perangkat keras atau lunak yang digunakan, atau kegagalan listrik yang menyebabkan mati lampu pada server atau perangkat jaringan.

Untuk mengatasi masalah ini, penyedia layanan atau administrator jaringan dapat melakukan berbagai tindakan, seperti memperbaiki atau mengganti perangkat keras atau kabel yang rusak, melakukan konfigurasi ulang pada switch atau router, atau memastikan pasokan listrik yang stabil.

Hal ini akan membantu memperbaiki masalah dan mengembalikan layanan ke kondisi normal secepat mungkin.

Serangan Hacker

Serangan oleh hacker atau serangan siber dapat menjadi penyebab terjadinya downtime pada sebuah server atau sistem.

Jika seorang hacker berhasil menerobos ke dalam server, maka mereka dapat memanipulasi atau menghapus data, mengubah pengaturan, atau bahkan memblokir akses pengguna ke server tersebut.

Dalam beberapa kasus, hacker juga dapat menyebarkan virus atau malware yang dapat menyebabkan kerusakan pada sistem dan menyebabkan layanan menjadi tidak tersedia.

Untuk mencegah serangan hacker, penting untuk meningkatkan keamanan sistem dan memastikan bahwa perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan selalu diperbarui dengan versi terbaru dan memiliki konfigurasi keamanan yang kuat.

Selain itu, perlu juga diadakan pelatihan dan edukasi bagi pengguna dan karyawan untuk meningkatkan kesadaran tentang keamanan siber dan pentingnya menjaga keamanan kata sandi dan informasi rahasia lainnya.

Baca juga: 7 Jenis Serangan Cyber yang Umum dan Cara Mencegahnya

Traffic Terlalu Tinggi

Kapasitas atau batas traffic sebuah server memang dapat menjadi faktor penyebab terjadinya downtime.

Jika server mendapat lalu lintas atau traffic yang tinggi dan melampaui kapasitas yang dimilikinya, maka server dapat mengalami overload dan tidak mampu melayani permintaan dari pengguna.

Hal ini dapat menyebabkan kinerja server menjadi lambat atau bahkan menyebabkan server menjadi down atau tidak dapat diakses sama sekali.

Untuk mengatasi masalah ini, penyedia layanan atau administrator jaringan dapat meningkatkan kapasitas server dengan menambahkan perangkat keras atau memperluas bandwidth jaringan untuk mengakomodasi peningkatan lalu lintas.

Selain itu, dapat dilakukan juga peningkatan performa server dengan mengoptimalkan perangkat lunak, menghapus file-file yang tidak diperlukan, atau menghapus aplikasi yang tidak digunakan.

Dengan cara ini, server dapat kembali berfungsi dengan optimal dan dapat melayani permintaan dari pengguna dengan lebih baik.

Pemadaman Listrik

Salah satu penyebab umum terjadinya downtime pada server adalah terjadinya pemadaman listrik.

Sebuah server biasanya ditempatkan di pusat data atau data center yang menyediakan tenaga listrik untuk operasinya.

Jika terjadi pemadaman listrik atau gangguan pada sistem pasokan listrik, maka server tidak akan dapat beroperasi dan dapat menyebabkan terjadinya downtime.

Hal ini dapat memengaruhi kinerja server dan dapat mengakibatkan hilangnya data atau informasi penting.

Untuk mengatasi masalah ini, data center biasanya dilengkapi dengan perangkat UPS (Uninterruptible Power Supply) dan generator cadangan untuk memastikan bahwa server tetap dapat beroperasi selama pemadaman listrik.

Perangkat ini dapat memberikan pasokan listrik sementara untuk menjaga server tetap beroperasi dan mencegah terjadinya downtime.

Selain itu, untuk mengurangi risiko downtime akibat pemadaman listrik, server juga dapat dipindahkan ke data center yang memiliki infrastruktur yang lebih andal dan dilengkapi dengan perangkat cadangan yang lebih baik.

Serangan DDOS Attack

Distributed Denial of Service atau serangan DDoS adalah serangan cyber di mana sekelompok komputer yang dikendalikan oleh penyerang digunakan untuk menyerang satu atau beberapa server atau jaringan, dengan tujuan membuat server atau jaringan tersebut tidak dapat diakses oleh pengguna yang sah.

Dalam serangan ini, seringkali ribuan atau bahkan jutaan permintaan yang tidak sah dikirim ke server atau jaringan secara bersamaan, sehingga membanjiri sumber daya sistem dan membuatnya tidak dapat menangani permintaan yang sah.

DDoS dapat memiliki berbagai dampak, termasuk penurunan kinerja sistem, kerugian finansial, dan hilangnya data sensitif.

Serangan ini sering digunakan sebagai alat untuk melakukan pemerasan atau untuk memfasilitasi serangan siber lainnya, seperti pencurian data atau pengambilalihan akun.

Para penyerang biasanya menggunakan botnet, yaitu jaringan komputer yang dikendalikan dari jarak jauh tanpa sepengetahuan pemilik komputer, untuk melancarkan serangan DDoS.

Untuk melindungi sistem dari serangan DDoS, organisasi biasanya mengadopsi solusi keamanan seperti firewall, dan solusi mitigasi DDoS dengan contoh community blackhole.

Kerusakan Hardware

Kerusakan pada hardware dapat menjadi penyebab terjadinya downtime pada server.

Hardware pada server yang sering mengalami kerusakan meliputi hard disk drive (HDD), solid-state drive (SSD), memori, dan motherboard.

Kerusakan pada hard disk drive atau solid-state drive dapat mengakibatkan hilangnya data atau bahkan kegagalan sistem operasi.

Jika server mengalami kerusakan pada hard disk drive atau solid-state drive, maka perlu dilakukan penggantian perangkat yang rusak dan pemulihan data untuk menghindari terjadinya downtime.

Kerusakan pada memori atau motherboard juga dapat menyebabkan server downtime.

Jika terdapat masalah pada memori atau motherboard, maka server tidak dapat beroperasi dengan baik dan dapat mengalami kerusakan yang lebih serius.

Untuk menghindari terjadinya downtime akibat kerusakan hardware, server perlu dilakukan pemeliharaan secara berkala.

Hal ini meliputi pemeriksaan dan perawatan hardware, pembaruan firmware, dan perangkat lunak yang diperlukan untuk menjaga kinerja server yang optimal.

Selain itu, server juga perlu dilengkapi dengan hardware cadangan atau sistem RAID (Redundant Array of Independent Disks) untuk memastikan kontinuitas operasi server.

Kerusakan Software

Selain hardware, software juga dapat menjadi penyebab terjadinya downtime pada server.

Salah satu contoh dari software yang bisa mempengaruhi downtime adalah HTTP (Hypertext Transfer Protocol) dan HTTPS (Hypertext Transfer Protocol Secure).

HTTP dan HTTPS merupakan protokol yang digunakan untuk mengirimkan data antara server dan client.

Jika terdapat masalah pada konfigurasi server atau software, maka server bisa mengalami downtime.

Sebagai contoh, jika HTTPS tidak berfungsi dengan baik, maka server tidak dapat menjalankan fungsi keamanan dan enkripsi yang diperlukan untuk melindungi data pengguna.

Selain itu, masalah pada sistem operasi atau perangkat lunak lainnya seperti database atau aplikasi yang tidak di-upgrade juga dapat menyebabkan server mengalami downtime.

Untuk menghindari terjadinya downtime akibat masalah pada software, perlu dilakukan pemeliharaan dan perawatan secara rutin.

Termasuk memperbarui software dan sistem operasi pada server serta mengoptimalkan konfigurasi server.

Proses Restart Software

Restart software atau layanan pada server dapat menjadi penyebab sementara terjadinya downtime.

Contohnya adalah Apache pada server web, ketika layanan seperti Apache pada server web direstart, maka server akan tidak dapat diakses untuk sementara waktu.

Namun, downtime yang terjadi akibat restart layanan biasanya hanya bersifat sementara dan tidak berlangsung lama.

Setelah layanan berhasil direstart dan berjalan kembali, server akan kembali normal dan dapat diakses seperti biasa.

Restart layanan atau software pada server biasanya dilakukan untuk mengatasi masalah teknis yang muncul pada server.

Misalnya, ketika server mengalami overload atau munculnya masalah pada konfigurasi software tertentu.

Dalam beberapa kasus, restart dapat dilakukan sebagai tindakan pencegahan untuk menghindari terjadinya masalah yang lebih besar pada server.

Penting bagi penyedia layanan server untuk melakukan restart layanan atau software secara hati-hati dan dengan perencanaan yang matang.

Sebaiknya, dilakukan pada waktu yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan, serta memberikan informasi terlebih dahulu kepada pengguna agar mereka dapat mempersiapkan diri dan meminimalkan dampak dari downtime yang terjadi.

Bagaimana Cara Menghitung Downtime?

Setelah Anda mengetahui apa itu downtime serta penyebab terjadiinya downtime, ternyata Anda juga bisa mengetahui downtime rate. Bagaimana caranya? Simak terus sampai selesai!

Pertama, jika Anda ingin mengetahui presentase downtime, Anda bisa gunakan rumus sebagai berikut:

Persentase downtime = Periode down time (dalam jam) / Total jam dalam setahun x 100%
Rumus Persentase Downtime

Contoh:

Jika dalam setahun terjadi downtime selama 24 jam, maka presentase downtime adalah sebagai berikut:

Persentase downtime = Periode down time (dalam jam) / Total jam dalam setahun x 100%

                                     = 24/8.760 X 100%

                                     = 0,27%

Jadi presentase downtime yang terjadi dalam satu tahun tersebut sebesar 0,27%.

Kedua, jika Anda ingin mengetahui periode downtime, maka Anda dapat menggunakan rumus sebagai berikut.

Periode downtime = Persentase down time / 100% x Total jam dalam setahun
Rumus Periode Downtime

Contoh:

Diketahui presentase downtime dalam satu tahun 0,27%, maka periode downtime nya adalah:

Periode downtime = Persentase down time / 100% x Total jam dalam setahun

                               = 0,27%/100% X 8.760

                               = 23,652 jam.

Ketiga, Jika Anda ingin mengetahui downtime rate melalui uptime, maka Anda bisa menghitungnya dengan mengurangi uptime.

Contoh:

Diketahui uptime server Anda sebesar 99,95% maka presentasi downtimenya adalah:

Persentase downtime = 100% – 99,95%

                                     = 0,05 %

Jadi persentase downtime nya sebesar 0,05 %

Jika Anda ingin mengetahui periode downtimenya, selanjutnya tinggal masukkan ke dalam rumus yang kedua.

Contoh:

Periode downtime = Persentase down time / 100% x Total jam dalam setahun

                               = 0,05%/100% X 8.760

                               = 4, 38 jam.

Jadi, Periode downtime yang diperoleh sebesar 4,38 jam.

Bagaimana, menghitung downtime tidak sesulit yang dibayangkan bukan?

Kesimpulan

Sampai sini sudah paham bukan apa itu downtime? Jika Anda sedang mencari provider layanan server dengan uptime yang tinggi, coba hubungi Herza Cloud.

Herza memberikan jaminan uptime server sebesar 99.5% uptime per bulan di luar downtime akibat maintenance yang sebelumnya telah di umumkan melalui https://clients.herza.id.

Untuk menjaga performance server, kami melakukan maintenance rutin pada hari Sabtu / Minggu malam dan Senin dini hari.

Selama maintenance, ada kemungkinan server akan direboot tanpa notifikasi sebelumnya melalui website.

Kegagalan terhadap penyediaan uptime server oleh Herza Cloud dapat diklaim apabila berlangsung melebihi batas 0.5% dalam satu bulan dan terjadi dalam satu waktu, tidak termasuk akumulasi dari gangguan yang terjadi dibawah 0.5%.

Selain itu, Herza Cloud memberikan jaminan konektivitas internet pada server hosting sebesar 99,5% uptime per bulan.

Silahkan cek kecepatan jaringan kami melalui Aplikasi SpeedTest.

Untuk server yang berlokasi di Singapore, pelanggan mendapatkan jaminan redundancy link ke berbagai backbone internasional.

Sedangkan untuk server yang berlokasi di Indonesia, pelanggan mendapatkan jaminan konektivitas internasional dan konektivitas langsung ke local exchange seperti IIX, OIXP, NCIX, JKT-IX, BIX, CDIX, BatamIX, CXC, dan DCI-IX.

Kegagalan terhadap penyediaan konektivitas internet oleh Herza Cloud pada server hosting akibat gangguan jaringan dapat diklaim apabila berlangsung melebihi batas 0,5%  dalam satu bulan dan terjadi dalam satu waktu, tidak termasuk akumulasi dari gangguan yang terjadi dibawah 0.5%.

Berikut ini beberapa garansi umum dalam industri saat ini dan jumlah aktual downtime per bulan yang diakibatkan:

99,5% uptime = 216 menit downtime dalam sebulan

99,8% uptime = 86,4 menit downtime dalam sebulan

99,9% uptime = 43,2 menit downtime dalam sebulan

99,99% uptime = 4,32 menit downtime dalam sebulan

99,999% uptime = 0,432 menit (26 detik) dalam sebulan

Untuk informasi selanjutnya bisa Hubungi Kami dan konsultasikan bersama kami Herza Cloud.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Apa Itu RouterBoard? Fungsi, Kelebihan & Kekurangan!

apa itu routerboard

Apa Itu Routerboard- Ketika Kamu terhubung ke Internet, hal yang biasanya tidak kamu sadari adalah adanya salah satu perangkat keras yang menghubungkanmu ke Internet.

Perangkat tersebut dinamkana dengan routerboard.

Perangkat router adalah salah satu perangkat yang berperan untuk memungkinkan perangkat elektronik kamu, seperti smartphone, laptop, tablet dan lain sebagainya bisa berselancar di dunia maya dengan lancar.

Simak artikel berikut tentang apa itu RouterBoard, Kelebihan & kekurangan serta fungsinya!

Pengertian Routerboard

Mikrotik routerboard adalah perangkat keras atau hardware yang diproduksi oleh perusahaan Mikrotik asal Latvia.

Routerboard ini digunakan untuk mengatur dan mengelola jaringan, seperti mengatur akses internet, mengelola bandwidth, menghubungkan jaringan lokal dengan jaringan publik, dan lain sebagainya.

Routerboard biasanya menggunakan sistem operasi khusus bernama RouterOS, yang dirancang untuk router jaringan.

Router jaringan adalah sebuah perangkat jaringan yang fungsinya untuk menghubungkan beberapa jaringan lokal (LAN) atau Wide Area Network (WAN) yang akan memungkinkan komunikasi antar jaringan.

Routerboard  juga hadir dalam berbagai model dan konfigurasi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.

Perangkat ini terkenal karena harganya yang relatif murah jika dibandingkan dengan perangkat sejenis lainnya.

Selain itu, perangkat ini juga dilengkapi dengan antarmuka grafis yang mudah digunakan.

Sehingga, pengguna akan dimudahkan melakukan konfigurasi jaringan.

Baca juga! Apa Itu Router?

Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan RouterBoard?

Setelah mengetahui apa itu routerboard, ada beberapa kelebihan dan kekurangan RouterBoard yang ditawarkan, antara lain:

Kelebihan Routerboard

kelebihan routerboard

1. Harga terjangkau

Seperti yang telah ditegaskan sebelumnya,perangkat ini terkenal karena harganya yang relatif murah, sehingga cukup banyak orang yang memilih menggunakan perangkat ini

2. Mudah dioperasikan

Selain harganya yang murah, routerboard dilengkapi dengan antarmuka grafis yang mudah digunakan sehingga pengguna dapat dengan mudah melakukan konfigurasi jaringan.

3. Fleksibilitas

Routerboard juga mudah dibawa ke mana saja, sehingga sangat berguna bagi pengguna yang sering bepergian.

4. Konsumsi daya rendah

Routerboard pun tidak memerlukan daya listrik yang besar, sehingga dapat membantu kamu bisa menghemat biaya listrik

5. Lisensi resmi

Pengguna juga dapat mendapatkan lisensi resmi langsung dari pabriknya, sehingga kamu tidak perlu khawatir mengenai masalah lisensi dan legalitas penggunaan perangkat

6. Dukungan Komunitas

Salah satu kelebihan yang Kamu peroleh ketika menggunakan routerboard mikrotik, tentunya adalah dukungan komunitas.

Mikrotik adalah salah satu router yang mempunyai basis komunitas yang banyak digemari serta banyak group yang membahas tentang tutorial serta pembahasan lainnya.

Kekurangan Routerboard

kekurangan routerboard

1. Sulit mengganti komponen jika terjadi kerusakan

Karena routerboard dirancang sebagai perangkat tertutup dan terintegrasi, maka akan sulit mengganti komponen yang rusak jika tidak memiliki pengetahuan teknis yang cukup atau alatnya yang tepat

2. Troubleshooting yang sulit

Jika terjadi masalah yang cukup parah, troubleshooting pada routerboard dapat menjadi sulit dan memerlukan keahlian teknis yang tinggi.

3. Terkadang mengalami hang

Terkadang RB750 dapat mengalami hang yang disebabkan oleh penggunaan resource dari CPU yang penuh, terutama jika jaringan yang dikelola cukup besar dan kompleks.

Jika ini terjadi, silahkan pilih atau upgrade routerboard kamu ke versi yang lebih tinggi resources-nya.

Beberapa kekurangan di atas juga, dapat diatasi dengan memperoleh pengetahuan teknis yang memadai atau dengan meminta bantuan dari tenaga ahli untuk melakukan troubleshooting dan perbaikan pada perangkat.

Fungsi dari Routerboard

fungsi routerboard

1. Sebagai Router

Sebagai router, routerboard berfungsi sebagai penghubung antara dua atau lebih jaringan yang berbeda, baik itu jaringan lokal (LAN) maupun jaringan luas (WAN).

Routerboard akan mengatur dan mengarahkan lalu lintas data antara jaringan-jaringan tersebut sehingga data dapat dikirim dan diterima dengan lancar dan aman.

2. Perangkat WiFi

Sebagai perangkat WiFi, Routerboard berfungsi sebagai akses point (AP) yang memungkinkan perangkat komputer atau mobile untuk terhubung ke jaringan nirkabel atau wireless.

Routerboard menyediakan sinyal WiFi yang kuat dan stabil untuk menghubungkan perangkat-perangkat tersebut ke jaringan.

3. Sebagai Firewall

Sebagai firewall, Routerboard bisa berfungsi sebagai pengaman jaringan yang dapat melindungi jaringan dari serangan dan ancaman keamanan yang datang dari luar atau dari dalam jaringan.

Routerboard dapat mengkonfigurasi firewall dengan berbagai macam metode dan aturan sesuai dengan kebutuhan administrator jaringan.

Fungsi Routerboard sebagai firewall adalah bisa melakukan filtering.

Routerboard dapat memfilter lalu lintas jaringan berdasarkan protokol, alamat IP, atau port tertentu.

Hal tersebut akan memungkinkan administrator untuk memblokir akses ke situs web atau aplikasi tertentu, atau membatasi akses ke jaringan dari luar.

Secara keseluruhan, Routerboard sebagai firewall adalah alat yang sangat penting untuk menjaga keamanan jaringan dan melindungi jaringan dari serangan dan ancaman keamanan.

Baca juga! Cara Melindungi Router Mikrotik dari Ransomware

4. Internet Sharing

Sebagai perangkat internet sharing, Routerboard berfungsi sebagai gateway (perangkat komputer) yang menghubungkan beberapa perangkat ke internet dengan menggunakan satu koneksi internet.

Dengan menggunakan Routerboard, administrator jaringan dapat membagi koneksi internet menjadi beberapa bagian dan memungkinkan beberapa perangkat untuk terhubung ke internet secara bersamaan.

5. Sebagai Hotspot Server

Sebagai hotspot server, Routerboard berfungsi sebagai perangkat yang menyediakan akses internet nirkabel (wireless) ke beberapa perangkat, seperti laptop, smartphone, atau tablet.

Dengan menggunakan Routerboard, administrator jaringan dapat menyediakan layanan hotspot yang aman dan dapat diandalkan untuk pengguna jaringan.

6. Sebagai Bandwidth Manajemen

Sebagai perangkat bandwith management, Router memiliki beberapa fungsi yang berguna untuk memantau dan mengatur penggunaan bandwidth dalam sebuah jaringan.

Fungsi utama router sebagai bandwith misalnya pada saat traffic shaping.

  1. Routerboard dapat menggunakan traffic shaping untuk memprioritaskan traffic jaringan dan membatasi penggunaan bandwidth yang terlalu besar.
  2. Routerboard juga dapat membatasi bandwidth yang digunakan oleh setiap perangkat yang terhubung ke jaringan.
  3. Routerboard dapat melacak penggunaan bandwidth pada jaringan secara real-time dan memberikan laporan kepada administrator jaringan.

7. Sebagai VPN Server atau Client

Sebagai VPN (Virtual Private Network) server, Routerboard berfungsi untuk memungkinkan pengguna terhubung ke jaringan privat melalui internet publik dengan cara yang aman dan terenkripsi.

Dengan menggunakan Routerboard sebagai VPN server, administrator jaringan dapat memungkinkan karyawan atau pengguna bisa secara remote untuk terhubung ke jaringan korporat dari tempat lain dengan cara yang aman dan terlindungi.

Baca Juga! Apa Itu VPN?

Berikut ini adalah beberapa fungsi Routerboard sebagai VPN server:

Koneksi aman

Routerboard dapat menyediakan koneksi VPN yang aman dengan menggunakan protokol enkripsi yang kuat, seperti OpenVPN atau PPTP.

Sehingga, hal ini dapat membantu melindungi data pengguna yang terhubung ke jaringan privat melalui internet publik.

Akses jarak jauh
Routerboard dapat digunakan untuk memberikan akses jarak jauh ke jaringan korporat bagi karyawan atau pengguna yang bekerja dari tempat lain.

Dengan terhubung ke VPN, pengguna dapat mengakses sumber daya jaringan seperti file dan aplikasi yang tidak dapat diakses secara publik

Pengaturan akses
Routerboard dapat digunakan untuk membatasi akses ke jaringan korporat dengan cara mengontrol siapa yang memiliki akses ke jaringan.

Administrator jaringan dapat mengatur hak akses untuk setiap pengguna yang terhubung ke jaringan VPN.

8. Sebagai DNS Server

Mikrotik Routerboard dilengkapi dengan fitur DNS server yang memungkinkan kamu untuk menangani permintaan DNS dari jaringan.

Dengan DNS server, kamu dapat :

  1. Membuat domain lokal,
  2. Menghubungkan nama domain lokal dengan alamat IP lokal
  3. Mempercepat akses ke situs web populer dengan meng-cache nama domain dan alamat IP
  4. Memberikan kontrol lebih besar atas keamanan dan privasi jaringan.

Dalam lingkungan jaringan kecil hingga menengah, fitur DNS server pada Mikrotik Routerboard dapat membantu kamu untuk menghemat biaya karena kamu tidak perlu menggunakan layanan DNS dari pihak ketiga.

Namun, untuk jaringan yang lebih besar dan kompleks, disarankan untuk menggunakan solusi DNS yang lebih skala besar.

Baca Juga! Apa Itu DNS?

Kesimpulan

Setelah mengetahui apa itu routerboard, fungsi, kelebihan & kekurangannya kamu bisa menyimpulkan bahwa routerboard merupakan perangkat keras atau hardware yang diproduksi oleh perusahaan Mikrotik asal Latvia yang digunakan mengatur dan mengelola jaringan.

Perbedaan VPS dan Dedicated Server, Mana Yang Lebih Baik?

Perbedaan VPS dan Dedicated Server, Mana yang Lebih Baik

Perbedaan VPS dan Dedicated Server – Ketika Anda berencana untuk membuat sebuah aplikasi atau website, tentunya salah satu faktor yang Anda pertimbangkan adalah layanan Server untuk mengonlinekan aplikasi tersebut, apa lagi untuk aplikasi / website dengan kebutuhan visitor atau load resources besar.

Untuk menciptakan sebuah website atau aplikasi yang berjalan dengan lancar, Anda harus memperhatikan layanan yang akan digunakan seperti Shared Hosting, VPS, Cloud Hosting, Dedicated Server dan lain sebagainya.

Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang perbedaan VPS dan Dedicated Server, karena kedua layanan tersebut merupakan layanan yang tengah popular digunakan saat ini.

Untuk itu, yuk simak sampai tuntas, agar Anda bisa menentukan layanan mana yang paling cocok untuk memenuhi kebutuhan bisnis Anda.

Virtual Private Server (VPS)

Virtual Private Server (VPS)

Sebelum kita masuk ke pembahasan inti, alangkah baiknya jika kita mengetahui definisi dari VPS serta kelebihan dan kekurangannya.

Pengertian Cloud VPS

VPS (Virtual Private Server) adalah sebuah layanan hosting yang memungkinkan pengguna untuk memiliki akses ke server virtual yang berfungsi sebagai server fisik yang terpisah.

Dalam VPS, satu server fisik dapat dibagi menjadi beberapa server virtual, di mana setiap server virtual memiliki sumber daya yang terisolasi seperti CPU, RAM, dan storage.

Dengan VPS, pengguna dapat memasang dan mengonfigurasi aplikasi dan sistem operasi sesuai kebutuhan mereka, serta memiliki kontrol penuh atas server virtual tersebut.

VPS sering digunakan untuk hosting website, aplikasi, game, dan layanan lainnya yang membutuhkan sumber daya server yang terisolasi dan fleksibel.

VPS juga dapat memungkinkan pengguna untuk menghemat biaya karena mereka tidak perlu membeli atau memelihara server fisik secara langsung.

Baca juga: 12+ Tips Memilih VPS Terbaik

Kelebihan Cloud VPS

Setelah Anda mengetahui pengertian dari VPS, Anda juga harus tahu kelebihan dari layanan ini. Berikut ini kelebihan VPS antara lain sebagai berikut.

  1. Isolasi dan Keamanan yang Lebih Baik
    Dalam VPS, setiap server virtual terisolasi dari server virtual lainnya, sehingga pengguna memiliki kontrol penuh atas sumber daya dan akses ke server mereka.

    Hal ini memungkinkan untuk meningkatkan keamanan dan mencegah risiko dari kegiatan atau program yang salah satu pengguna lakukan dapat mempengaruhi pengguna lain.

  2. Skalabilitas dan Fleksibilitas
    Dalam VPS, sumber daya server dapat diatur sesuai kebutuhan. Pengguna dapat dengan mudah menambah atau mengurangi kapasitas penyimpanan, RAM, dan CPU sesuai dengan permintaan website dan bisnis mereka.

  3. Biaya yang Lebih Rendah
    VPS dapat lebih terjangkau dibandingkan dengan dedicated server, karena sumber daya server secara efisien digunakan oleh beberapa pengguna.

    Ini memungkinkan pengguna untuk memanfaatkan sumber daya server yang sama dengan harga yang lebih terjangkau.

  4. Kontrol Penuh
    Pengguna VPS memiliki kontrol penuh atas server virtual mereka, sehingga memungkinkan mereka untuk menginstal dan mengonfigurasi aplikasi dan sistem operasi sesuai kebutuhan mereka.

    Pengguna juga dapat memilih kontrol panel, seperti cPanel atau Plesk, untuk memudahkan manajemen server.

  5. Performa yang Lebih Baik
    VPS sering memiliki performa yang lebih baik daripada shared hosting karena sumber daya server terisolasi dan tidak dibagi dengan banyak pengguna lain.

  6. Dukungan Teknis yang Lebih Baik
    Dalam VPS, penyedia layanan sering menyediakan dukungan teknis yang lebih baik dibandingkan dengan shared hosting.

    Ini karena VPS memerlukan lebih banyak konfigurasi dan dukungan teknis untuk menjaga server virtual berjalan dengan baik.

            kekurangan Cloud VPS

            Tidak hanya kelebihan, VPS juga memiliki kekurangan yang harus Anda ketahui, sebelum menggunakan layanan ini.

            1. Memerlukan Pengetahuan Teknis
              Karena VPS memerlukan lebih banyak konfigurasi dan dukungan teknis, pengguna memerlukan pengetahuan teknis yang lebih baik dibandingkan dengan shared hosting.|

            2. Biaya yang Lebih Tinggi
              Meskipun VPS lebih terjangkau dibandingkan dengan dedicated server, biaya VPS masih lebih tinggi daripada shared hosting.

              Biaya VPS juga dapat meningkat seiring dengan peningkatan kebutuhan sumber daya server.
              Ingin lebih hemat? Yuk beli VPS Murah dari Herza Cloud sekarang karena lagi ada diskon 50% untuk Anda.

            3. Kapasitas Server yang Terbatas
              Meskipun pengguna dapat menambah kapasitas penyimpanan, RAM, dan CPU sesuai kebutuhan, kapasitas sumber daya server tetap terbatas dan tidak sebesar dedicated server.

            4. Potensi Overhead
              Karena VPS menggunakan teknologi virtualisasi, pengguna dapat mengalami overhead dalam kinerja server yang memperlambat kinerja aplikasi dan website.

            5. Kendala Dalam Konfigurasi Hardware
              Pengguna VPS terbatas dalam kemampuan untuk mengkonfigurasi hardware fisik, seperti hard disk dan prosesor, karena pengguna hanya memiliki akses ke server virtual yang diatur oleh penyedia layanan.

            6. Tergantung Pada Penyedia Layanan
              Kinerja dan ketersediaan VPS tergantung pada kualitas dan keandalan penyedia layanan.

              Jika penyedia layanan tidak dapat memberikan kinerja yang baik, maka website dan aplikasi pengguna dapat terpengaruh.

              Untuk itu, pilihlah penyedia layanan yang memiliki kinerja baik seperti Herza Cloud yang memiliki kinerja website super cepat.

              Karena server kami dilengkapi dengan OS CloudLinux, LiteSpeed Web Server dan SSD NVMe yang support HTTP2 dan Cache Acceleration.

              Kami juga memiliki Tim Support yang handal dan berpengalaman, yang akan memberikan solusi terbaik bagi Akun Hosting Anda selama 24 Jam Penuh.

                      Dedicated Server

                      Dedicated Server

                      Setelah Anda memahami apa itu VPS serta kelebihan dan kekurangannya, kurang lengkap rasanya jika Anda tidak memahami apa itu dedicated server.

                      Untuk mengetahui perbedaan vps dan dedicated server, Anda juga harus tahu dulu pengertian serta kelebihan dan kekurangan dedicated server.

                      Pengertian Dedicated Server

                      Dedicated server adalah bentuk layanan web hosting di mana pengguna menyewa sebuah server fisik secara eksklusif untuk digunakan sendiri.

                      Dalam dedicated server, seluruh sumber daya server, termasuk CPU, RAM, penyimpanan, dan bandwidth, disediakan hanya untuk satu pengguna atau satu organisasi, sehingga pengguna memiliki kontrol penuh atas sumber daya tersebut.

                      Dedicated server cocok untuk organisasi atau bisnis yang memerlukan sumber daya server yang besar dan kinerja yang andal untuk menghosting aplikasi atau website dengan jumlah pengunjung yang tinggi atau membutuhkan akses ke sumber daya server yang eksklusif.

                      Dedicated server memungkinkan pengguna untuk memiliki akses root, yang memungkinkan mereka untuk menginstal dan mengkonfigurasi sistem operasi, aplikasi, dan alat-alat lainnya sesuai kebutuhan mereka.

                      Selain itu, dedicated server juga memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan sumber daya server sesuai kebutuhan dan memilih spesifikasi hardware seperti prosesor, RAM, dan kapasitas penyimpanan.

                      Meskipun dedicated server menyediakan sumber daya server yang besar dan eksklusif, namun biayanya biasanya lebih mahal daripada jenis hosting lainnya seperti shared hosting atau VPS.

                      Selain itu, dedicated server juga memerlukan pengetahuan teknis yang lebih baik karena pengguna harus dapat mengatur, mengelola, dan memelihara server secara mandiri.

                      Baca juga: Kenali Perbedaan Dedicated Server dan Dedicated Cloud Hosting!

                      Kelebihan Dedicated Server

                      Berikut ini kelebihan dari layanan dedicated server yang wajib Anda ketahui, diantaranya:

                      1. Sumber Daya Server yang Eksklusif
                        Dedicated server menyediakan sumber daya server yang eksklusif untuk satu pengguna atau organisasi saja.

                        Hal ini memungkinkan pengguna untuk memiliki kontrol penuh atas sumber daya tersebut dan mengoptimalkan kinerja aplikasi atau website.

                      2. Kinerja yang Andal
                        Dedicated server menyediakan kinerja server yang andal dan stabil karena seluruh sumber daya server didedikasikan hanya untuk satu pengguna atau organisasi.

                        Hal ini membuat dedicated server lebih cocok untuk menghosting aplikasi atau website dengan lalu lintas yang tinggi.

                      3. Penyesuaian Sumber Daya
                        Pengguna dedicated server dapat menyesuaikan sumber daya server sesuai kebutuhan mereka, termasuk spesifikasi hardware seperti prosesor, RAM, dan kapasitas penyimpanan.

                      4. Kontrol Penuh
                        Dedicated server memberikan pengguna akses root, yang memungkinkan mereka untuk menginstal dan mengkonfigurasi sistem operasi, aplikasi, dan alat-alat lainnya sesuai kebutuhan mereka.

                      5. Keamanan yang Lebih Baik
                        Dedicated server memungkinkan pengguna untuk mengkonfigurasi tingkat keamanan server sesuai kebutuhan mereka, dan menjaga data mereka aman dari serangan hacker atau malware.

                      6. Dukungan Teknis yang Andal
                        Karena dedicated server memerlukan pengetahuan teknis yang lebih baik, penyedia layanan dedicated server biasanya menyediakan dukungan teknis yang andal dan responsif untuk membantu pengguna dalam mengatur dan memelihara server mereka.

                      7. Skalabilitas
                        Dedicated server memungkinkan pengguna untuk menambah sumber daya server sesuai kebutuhan mereka seiring pertumbuhan bisnis atau aplikasi mereka.

                        Sehingga memungkinkan mereka untuk menghemat biaya dalam jangka panjang.

                                  Kekurangan Dedicated Server

                                  Seperti halnya VPS, dedicated server juga memiliki kekurangan yang akan menjadi pertimbangan Anda dalam memilih layanan ini, diantaranya sebagai berikut.

                                  1. Biaya yang Lebih Tinggi
                                    Dedicated server biasanya memiliki biaya yang lebih tinggi daripada jenis hosting lainnya seperti shared hosting atau VPS karena seluruh sumber daya server didedikasikan hanya untuk satu pengguna atau organisasi.

                                  2. Keterbatasan Pengetahuan Teknis
                                    Dedicated server memerlukan pengetahuan teknis yang lebih baik untuk mengatur, mengelola, dan memelihara server secara mandiri.

                                    Hal ini dapat menjadi kendala bagi pengguna yang tidak memiliki pengetahuan teknis yang memadai.

                                  3. Tanggung Jawab Pemeliharaan
                                    Pengguna dedicated server bertanggung jawab atas pemeliharaan server mereka sendiri, termasuk pemeliharaan hardware dan software.

                                    Hal ini membutuhkan waktu dan biaya tambahan untuk mengelola dan memperbaiki masalah jika terjadi kerusakan hardware atau kegagalan software.

                                  4. Dibutuhkan Pengaturan Awal
                                    Pengguna dedicated server harus melakukan pengaturan awal pada server mereka sendiri, termasuk instalasi sistem operasi dan aplikasi.

                                    Sehingga memerlukan waktu dan biaya tambahan sebelum server dapat digunakan.

                                  5. Ketergantungan Pada Penyedia Layanan
                                    Pengguna dedicated server bergantung pada penyedia layanan untuk mendapatkan sumber daya server dan dukungan teknis.

                                    Jika penyedia layanan mengalami masalah, pengguna dapat terpengaruh secara signifikan.

                                          Lebih Baik Menggunakan yang Mana?

                                          Perbedaan VPS dan Dedicated Server

                                          Setelah Anda mengetahui perbedaan VPS dan Dedicated Server, lalu layanan mana yang akan Anda pilih untuk mengembangkan bisnis Anda?

                                          Sebelum memutuskan untuk menggunakan VPS atau Dedicated Server, ada beberapa faktor lain yang perlu dipertimbangkan, seperti kebutuhan server, ukuran website, lalu lintas website, dan tingkat keamanan yang diperlukan.

                                          Jika website Anda membutuhkan performa yang sangat cepat, kontrol penuh atas server, dan sumber daya server yang besar, maka Dedicated Server mungkin menjadi pilihan yang lebih baik meskipun dengan biaya yang lebih tinggi.

                                          Namun, jika Anda memiliki anggaran terbatas dan tidak memerlukan sumber daya server yang besar, VPS mungkin sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan website Anda.

                                          Selain itu, VPS juga menawarkan fleksibilitas dalam melakukan kustomisasi server dan mudah untuk diatur.

                                          Dalam memilih antara VPS atau Dedicated Server, penting untuk mempertimbangkan dengan matang dan memilih sesuai dengan kebutuhan dan anggaran Anda.

                                          Sebaiknya melakukan riset dan konsultasi dengan penyedia layanan hosting terpercaya sebelum membuat keputusan akhir.

                                          Baca juga: Perbedaan Shared Hosting, VPS dan Cloud Server

                                          Layanan Cloud VPS dan Dedicated Server Herza Digital Indonesia

                                          Perbedaan Layanan VPS dan dedicated server sebenarnya memberikan soslusi untuk Anda dalam mengembangkan website. Anda tinggal memilih hosting mana yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

                                          Jika Anda masih bingung memilih antara kedua pilihan tersebut silahkan konsultasikan bersama Herza Cloud.

                                          Kami menyediakan layanan VPS Murah dan Dedicated Server Murah Indonesia.

                                          Semua Paket VPS Linux Murah kami dengan Performa dan Teknologi Terkini, menggunakan 100% SSD dengan konfigurasi RAID 10 untuk keamanan data anda.

                                          Generasi terkini dari Intel CPU dan 99,9% Garansi Uptime dan berlokasi di Data Center Indonesia.

                                          Silahkan cek kecepatan jaringan kami melalui Aplikasi SpeedTest.

                                          Untuk Anda yang membutuhkan VPS dengan Performansi Tinggi, silahkan mengecek Layanan baru kami VPS SSD NVMe Indonesia.

                                          Menggunakan SSD M.2 NVMe dengan 3D NAND Flash Memory untuk High-Speed Transmission.

                                          Dan untuk pemesanan VPS Windows, silahkan mengunjungi halaman VPS Windows RDP Murah kami.

                                          Jika Anda membutuhkan VPS yang akan diperuntukkan untuk VPN / Tunneling, silahkan melihat paket VPS Tunneling / VPN.

                                          Anda bingung dalam memilih, VPS Yang mana Cocok untuk Anda? Silahkan membaca Artikel kami tentang Perbedaan dari VPS OpenVZ dan KVM.

                                          Kami juga menyediakan layanan Unmanaged Dedicated Server yang cocok bagi Anda yang membutuhkan performance tinggi dan berdedikasi.

                                          Paket Unmanaged Dedicated Server Indonesia dari Herza cloud telah melalui proses re-engineering yang tepat disesuaikan dengan kebutuhkan pasar dengan harga yang bersahabat.

                                          Sehingga dapat melayani pelanggan Anda dengan kecepatan maksimum secara bersamaan dengan uptime yang tinggi.

                                          Semua Paket Dedicated Server Singapore dari Herza Cloud telah terlindungi oleh Anti DDoS dan Scrubbing dan didukung oleh Tim kami dengan Tim Support Professional 24 jam non-stop.

                                          Dengan kinerja tinggi, kehandalan dan redudansi penuh, server kami dirancang sehingga melebihi apa yang bisnis Anda butuhkan.

                                           

                                           

                                           

                                           

                                           

                                           

                                           

                                          Â