load balancing

Apa Itu Load Balancing? Website terkemuka dengan lalu lintas tinggi harus melayani ratusan ribu, bahkan jutaan permintaan dalam waktu yang bersamaan dari pengguna atau klien.

Katakanlah website marketplace yang sudah tidak asing di telinga kita, seperti Shopee, Lazada, Tokopedia dll.

Load balancing adalah suatu proses pendistribusian lalu lintas jaringan ke beberapa server agar server tidak mengalami kendala down atau memiliki beban kerja yang besar.

Kita jarang sekali bukan, menemukan website marketplace tersebut mengalami kendala server down?

Padahal kita sama-sama tahu bahwa situs marketplace tentu saja banyak diakses oleh orang yang banyak berbelanja dari berbagai belahan dunia, kapanpun dan dimanapun.

Nah, untuk lebih memahami apa itu load balancing, cara kerja, jenis, kekurangan dan kelebihannya silakan simak pembahsasan di bawah ini.

Apa Pengertian Load Balancing?

Load balancing atau penyeimbang beban adalah teknik yang digunakan untuk mendistribusikan traffic jaringan ke beberapa server.

Pendistribuan ini dilakukan bukan lain sebagai peringananan beban kerja agar server tidak terlalu berat saat adanya banyak request/permintaan dari klien.

Dengan load balancing proses pendistribusian traffic jaringan ke beberapa server akan lebih optimal, efisiensi, stabil dan cepat.

Misalnya ketika website kamu mengalami pengingkatan lonjakan traffic karena diakses oleh banyak pengguna.

Hal ini tentu saja akan membuat proses muat halaman yang cukup lama atau bahkan dalam banyak kasus website kamu tidak dapat diakses sama sekali.

Untuk itu, penyeimbang beban berperan dengan prinsip kerjanya yaitu :

  1. Mendistribusikan Permintaan Klien

    Agar server tidak memiliki beban lalu lintas jaringan yang berat, load balancing bisa mengidentifikasi secara real time, server mana yang dapat memenuhi permintaan klien tertentu.

    Selain itu, proses ini juga dapat memastikan lalu lintas jaringan yang padat untuk tidak terlalu membebani satu server.

  2. Memastikan Ketersediaan dan Keandalan yang Tinggi

    Load balancing  bertindak layaknya “polisi lalu lintas” yang duduk di depan server kamu.

    Penyeimbang beban ini akan membuat rute permintaan klien di semua server yang bisa dipenuhi permintaannya.

    Caranya ialah dengan memaksimalkan kecepatan dan pemanfaatan kapasitas, sekaligus memastikan juga bahwa tidak ada satu server pun yang bekerja terlalu keras yang dapat menurunkan kinerja.

    Nah apabila ada satu server gagal, penyeimbang muatan segera mengalihkan beban kerjanya ke server cadangan, sehingga mengurangi dampak pada pengguna lain.

  3. Menambah atau Mengurangi Server Sesuai Permintaan

    Jika satu server mati, penyeimbang beban mengalihkan lalu lintas ke server online yang tersisa.

    Ketika server baru ditambahkan ke grup server, penyeimbang beban secara otomatis mulai mengirim permintaan ke sana.

    Prinsip kerjanya ialah meningkatkan fleksibilitas server sesuai pengguna lain.

    Setelah mengetahui seperti apa prinsip kerjanya, kita pahami penjelasan lebih lanjut mengenai cara kerjanya di bawah ini.

Baca Juga! Mengoptimalkan Pengalaman Pengguna Website dengan Mobile Friendly?

Bagaimana Cara Kerja Load Balancing?

Cara Kerja Load Balancing
Load Balancing

Cara kerja load balancing ialah memastikan bahwa arus lalu lintas jaringan tetap lancar.

Nah, berikut cara kerjanya :

  1. Load balancing menangani permintaan masuk dari pengguna untuk informasi dan layanan lainnya.

    Penyeimbang beban berada di antara server yang menangani permintaan tersebut.

  2. Setelah permintaan diterima, load balancing pertama-tama menentukan server mana yang tersedia dan online, kemudian merutekan permintaan ke server itu.

  3. Apabila server berat/down, penyeimbang beban dapat mengalihkan traffic ke server lain yang tersedia.

    Sebaliknya, penyeimbang beban juga dapat mengurangi server sesuai permintaan.

Penyeimbang beban berperan sangat berperan pada kinerja sebuah server, agar server tidak mengalami kendala downtime.

Untuk itu, Di Herza Cloud, kami memberikan layanan SLA sebesar 99,5% untuk meyediakan uptime yang tinggi.

Baca Juga! Apa Itu Uptime?

2 Jenis Load Balancing

Untuk memahami load balancing membaca pengertiannya saja tidak akan cukup, untuk itu kamu juga harus mengetahui 2 jenis penyeimbang beban yang ada, berikut ulasannya :

2 jenis load balancing
Load Balancing

  1. Hardware Load Balancer

    Hardware Load Balancer adalah jenis load balancing yang berbentuk perangkat keras.

    Fungsinya ialah dapat mendistribusikan traffic menyesuaikan pengaturan yang ada.

    Hardware Load Balancer perlu ditempatkan bersama server di pusat data lokal.

    Adapun jumlah load balancing menyesuaikan traffic tertinggi yang diinginkan.

    Harga Hardware Load Balancer bisa terbilang lebih mahal dan tidak sefleksibel jenis Software Load Balancer.

    Akan tetapi, hardware load balancer jenis ini mampu menangani traffic dalam skala yang besar.

  2. Software Load Balancer

    Software Load Balancer ialah jenis load balancing versi perangkat lunak.

    Akibat perkembangan zaman yang semakin canggih, load balancing mengalami perubahannya  ke dalam versi software.

    Sebab bentuknya software, kamu sudah bisa memiliki sofftware Load Balancer dengan  penginstalan di server aplikasi atau virtual machine.

    Berbeda dengan hardware load balancer, jenis Software Load Balancer ini jauh lebih murah dan fleksibel.

    Mengapa begitu?

    Sebab, kamu dapat mengubah load balancer sesuai kebutuhan apabila server menerima permintaan akses yang lebih besar.

    Software Load Balancer berjalan di mesin virtual (VM) atau server kotak putih, kemungkinan besar berfungsi sebagai pengontrol pengiriman aplikasi (ADC).

    ADC biasanya menawarkan fitur tambahan, seperti caching, kompresi, pembentukan lalu lintas, dll.

    Populer di lingkungan cloud, load balancing dapat menawarkan tingkat fleksibilitas yang tinggi.

    Misalnya, memungkinkan pengguna menaikkan atau menurunkan skala secara otomatis untuk mencerminkan lonjakan atau penurunan lalu lintas aktivitas jaringan.

Baca Juga! Apa Itu Cloud Computing? Pengertian, Model & Jenis Layanan

Hardware Load Balancer VS Software Load Balancer?

Saat kamu bingung menentukan pilihan saat menggunakan hardware load balancer atau software load balancer, berikut perbandingannya agar kamu bisa mempertimbangkan lebih baik :

Kelebihan dan Kekurangan Hardware Load Balancer

Kelebihannya :

  1. Cara kerjanya lebih efektif sebab programnya menggunakan proses khusus
  2. Keamanan terjaga sebab yang dapat mengaksesnya hanya perusahaan terkait.

Kekurangannya :

  1. Memerlukan perawatan fisik
  2. Harga lebih mahal dibandingkan software load balancer
  3. Sulit diubah karena bentuknya yang berupa perangkat keras

Kelebihan dan Kekurangan Software Load Balancer

Kelebihannya :

  1. Pengguna dapat mengatur menyesuaikan kebutuhan
  2. Hemat biaya
  3. Mampu diapilkasikan ke cloud computing

Kekurangannya :

  1. Memungkinkan terjadi delay ketika konfigurasi program load balancing

Baca Juga! Apa Itu Cloud Linux?

Metode Load Balancing

metode load balancing
Load Balancing

Metode Load Balancing ialah sebuah mekanisme yang digunakan untuk mendistribusikan permintaan atau lalu lintas server yang masuk secara efisien di antara server dari kumpulan server.

Untuk memenuhi permintaan lalu lintas yang tinggi, server direplikasi atau disalin dan didistribusikan data dari data base satu ke data base yang lain.

Muatan atau permintaan yang masuk ke server, dibagikan ke seluruh server yang direplikasi tersebut, dan proses ini dikenal sebagai penyeimbangan muatan.

Untuk menjadwalkan perutean permintaan secara efektif dari klien ke server masing-masing, terdapat 5 metode load balancing yang bisa kamu gunakan :

  1. Round Robin

    Dalam metode ini permintaan masuk dialihkan ke setiap server yang tersedia secara berurutan.

    Dengan metode ini penyaluran lalu lintas jaringan berurutan dari satu server ke satu server yang lain, sehingga perputaran pembagian traffic jaringan akan efektif.

    Agar mudah dipahami, kami berikan gambarannya.

    Misal, kamu memiliki 3 server yaitu : 1,2 dan 3.

    Nah saat permintaan diterima, permintaan tersebut akan diterima ke server 1 lebih dulu.

    Kemudian permintaan ke dua masuk ke server dua dan permintaan setelahnya akan masuk ke server ketiga, dan seterusnya akan berulang seperti itu.

    Ada dua jenis Round Robin yaitu Weighted Round Robin dan Dynamic Round Robin.

    Kedua jenis Round Robin ini digunakan untuk sekelompok server yang berbeda.

    Dalam Weighted Round Robin  atau round robin berbobot, setiap server diberi bobot tergantung pada komposisinya berdasarkan efisiensi yang ditentukan sebelumnya.

    Sedangkan Round Robbin dinamis digunakan untuk meneruskan permintaan ke server terkait berdasarkan perhitungan waktu nyata dari bobot server yang ditetapkan.

  2. Least Connection

    Metode ini mengurangi kelebihan server dengan mendistribusikan beban untuk memilih server dengan jumlah transaksi aktif (koneksi) yang paling sedikit.

    Maksudnya ialah jika salah satu server mempunyai beban koneksi yang berat, permintaan lalu lintas jaringan terlebih dahulu dialihkan pada server dengan koneksi yang lebih kecil.  

    Dalam artian, permintaan data akan disitribusikan ke server yang lebih longgar dulu.

    Hal ini dilakukan ialah sebagai upaya mengatasi overload karena besarnya traffic yang diterima.

  3. Least Response Time

    Hampir mirip dengan metode least connection, metode ini digunakan jika salah satu server memiliki beban koneksi yang berat.

    Permintaan lalu lintas jaringan terlebih dahulu akan dialihkan pada koneksi yang lebih kecil dan waktu respon yang paling cepat.

  4. Least Bandwidth

    Dalam metode bandwidth server paling sedikit dipilih berdasarkan konsumsi bandwidth server yaitu server yang paling sedikit mengkonsumsi bandwidth (diukur dalam Mbps).

    Maksudnya ialah metode ini mendistribusikan lalu lintas jaringan  ke server yang memiliki traffic Mbps paling kecil jika dibandingkan dengan yang lain.

  5. Ip Hash

    Dalam metode ini dilakukan pendistribusian lalu lintas jaringan berlandaskan data yang berhubungan dengan IP (incoming packet) dari pengguna.

    Mudahnya ialah alamat IP klien menentukan server mana yang akan mendapatkan permintaan data.

    Misalnya, data seperti IP destinasi, URL, Domain hingga port number akan menentukan server mana yang akan mendapatkan permintaan data.

Baca Juga! Apa Itu Alamat IP?

Apa Saja kelebihan dan Kekurangan Load Balancing?

5 Kelebihan Load Balancing yang harus kamu ketahui :

  1. Peningkatan Skalabilitas

    Mengunggah konten yang menarik tentu saja akan menghasilkan minat yang tinggi bagi khalayak atau pembaca.

    Akan sangat menyenangkan bukan jika situs web kamu ramai dengan pengunjung?

    Akan tetapi, penting untuk diingat juga bahwa jumlah lalu lintas di situs web akan menimbulkan efek langsung pada kinerja situs web.

    Sehingga, lonjakan lalu lintas atau traffic yang tinggi dalam waktu yang tiba-tiba dapat memungkinkan server kamu mengalami kesulitan atau kendala down.  

    Untuk itu, dengan adanya load balancing lalu lintas jaringan dapat tersebar di beberapa server dan peningkatan lalu lintas bisa ditangani dengan cara yang jauh lebih mudah.

  2. Mempermudah Proses Distribusi Lalu Lintas

    Dengan load balancing,  apabila lalu lintas situs web dikirim ke dua atau lebih server web dan satu server gagal, penyeimbang beban akan secara otomatis mentransfer lalu lintas ke server lain yang tersedia.

    Untuk itu, proses distribusi lalu lintas akan semakin mudah.

  3. Mengurangi Downtime & Meningkatkan Performa

    Kelebihan load balancer ialah dapat meningkatkan performa dari setiap server. Dengan load balancer kendala down dan beban server akan dapat dicegah.

    Dengan pendistribusian lalu lintas jaringan akan dapat membantu jaringan lebih stabil ketika diakses.

  4. Efisien Mengelola Kegagalan

    Load balancing dapat mengefisiensikan untuk mendeteksi kegagalan lebih awal.

    Dengan demikian, penyeimbang beban akan memastikan bahwa kegagalan apa pun tidak memengaruhi server atau beban kerja.

    Dengan menggunakan beberapa pusat data yang tersebar di sejumlah penyedia cloud, kamu dapat menghindari kegagalan yang terdeteksi dengan mendistribusikan kembali sumber daya ke area lain yang tidak terpengaruh.

    Oleh karena itu, gangguannya akan terjadi sekecil mungkin.

  5. Meningkatkan Fleksibilitas

     

    Peningkatan fleksibilitas sebab adminitrator IT dapat mengelola dan menangani lalu lintas situs web dengan beban  server yang seimbang.
    Mereka dapat melakukan beberapa tugas pemeliharaan secara bertahap di server tanpa memengaruhi waktu aktif situs.


    Metode ini memungkinkan kamu bisa menyimpan beban ke satu server, sedangkan server lain menjalani pemeliharaan.

Walaupun begitu, terdapat 2 kekurangan load balancing yang harus kamu tahu :

  1. Konfigurasi Tambahan
    Penggunaan load balancing memerlukan konfigurasi tambahan dalam menjaga koneksi yang bersambung-sambung antara client dan server.

    Tidak hanya itu, kamu juga harus  mengonfigurasi ulang load balancer jika ada perubahan susunan di cluster downstream.

    Misalnya, ada penghapusan atau penambahan node.

  2. Mahalnya biaya
    Hal ini berlaku bagi kamu yang menggunakan hardware load balancing.

    Betul seperti apa yang sudah dijelaskan di atas, load balancing hardware ini memiliki harga yang lebih mahal daripada versi software balancing.

Tertarik Meggunakan Load Balancing Sekarang?

Dengan menggunakan load balancing diharapkan situs web kamu akan tetap online dan stabil walaupun mengalami lonjakan traffic karena banyaknya pengunjung.

Untuk itu, mengatasi overload kamu dapat menggunakan penyeimbang muatan ini dengan metode yang telah disebutkan di atas.