H.G. Ramadhan adalah Technical Support Manager dari Herza.ID. Memiliki pengalaman didunia IT kurang lebih 18 tahun. Memiliki Sertifikasi dari RedHat Certified System Administrator (RHCSA) dan cPanel Professional Certified (CPC). H.G. Ramadhan senantiasa selalu membuat Konten Artikel yang menarik yang bisa membantu Anda dalam mengelolah Layanan Anda di Herza.ID.
Merujuk ke halaman paket VPS Murah kami, calon pelanggan kami sering kali menghubungi kami melalui Online Chat. Dalam 80% kasus, pertanyaan pertama yang sering ditanyakan adalah… Apa itu vCPU? Itu mendorong saya untuk menulis artikel tentang topik ini. Meskipun, matematika vCPU sedikit rumit untuk dipahami, namun kami mencoba mengumpulkan semua informasi yang mungkin dan mencoba menjelaskannya kepada Anda dengan kata-kata yang paling sederhana. Di HyperVisor, CPU fisik sepenuhnya dikontrol oleh Hypervisor itu sendiri. CPU Fisik atau Dedicated ini dibagi menjadi inti CPU Core. Setiap Core dengan sangat aman mendukung 8 virtual prosesor (vCPU). Sekarang, mari kita bahas beberapa istilah teknis terlebih dahulu:
SOKET CPU
Soket mewakili perangkat keras. Mereka disebut sebagai jumlah soket prosesor yang dimiliki motherboard Anda. Soket hanya kapasitas motherboard. Soket bisa kosong. Kekuatan sebenarnya adalah jumlah prosesor yang sebenarnya dipasang pada motherboard.
CPU FISIK / DEDICATED
CPU fisik adalah unit perangkat keras sebenarnya yang dipasang pada soket motherboard Anda.
CORE DEDICATED
Ini adalah prosesor / core fisik aktual dalam chipset CPU fisik Anda (prosesor multi-core). Setiap core fisik bertindak sebagai prosesor terpisah karena memiliki sirkuit dan L1, cache L2 sendiri.
Virtual Processor / vCPU
vCPU adalah entitas yang bergantung pada waktu. Prosesor Virtual bisa dibahasakan sebagai kemungkinan jumlah waktu pemrosesan yang dihabiskan pada CPU. Jika kita menggunakan terminologi teknis; Prosesor Virtual dipetakan ke Logical Processor yang tersedia di komputer fisik dan dijadwalkan oleh perangkat lunak Hypervisor untuk memungkinkan Anda memiliki lebih banyak prosesor virtual daripada Logical Processor Anda. Orang mungkin memiliki kesalahpahaman bahwa 1 vCPU sama dengan 1 Core. Tetapi tidak ada hubungan satu dengan lainnya antara vCPU dan Core dalam perangkat lunak virtualisasi apa pun.
Mari kita coba memahami istilah-istilah ini dengan sebuah Contoh. Di sini, kami mempertimbangkan bahwa satu Core fisik dapat dengan aman mendukung 8 prosesor virtual. Mari kita lihat bagaimana perencanaan ini berjalan:
CPU yang kami perhitungkan adalah Intel Xeon CPU E5-2650 v2
Intel Xeon CPU E5-2650 v2 memiliki 8 Core x8 = 64 vCPU.
4 vCPU untuk setiap VM… 64 vCPU / 4 vCPU per VM = 16 VM
2 vCPU untuk setiap VM… 64 vCPU / 2 vCPU per VM = 32 VM
1 vCPU untuk setiap VM… 64 vCPU / 1 vCPU per VM = 64 VM
Sebuah VM bisa menggunakan hingga 4 vCPU menurut lisensi standar ESX host VMware dan bisa sampai 8 vCPU pada edisi Enterprise. Jumlah dari vCPU yang dapat dipakai dalam server kita tergantung pada jumlah beban yang akan ditanggung VM. Jumlah virtual Core yang dapat ditetapkan ke VM dibatasi. Jika Anda pengguna VPS Windows Murah, Windows Server 2008 R2 membatasi jumlah vCPU sebanyak 4 per VM yang diperluas menjadi 64 di Windows Server 2012.
Mudah-mudahan Artikel ini dapat memberikan kita wawasan tambahan mengenai pengertian dari Apa itu vCPU atau Virtual CPU. Jangan lupa bagikan Artikel ini untuk membantu teman teman yang lainnya.
Bagi para pengguna Mikrotik RouterOS baik itu Seri RouterBoard, CCR, x86 ataupun VPS Mikrotik CHR, sangat penting bagi Anda untuk mengetahui cara pengamanan dasar bagi Router Mikrotik Anda.
Pada kesempatan ini, kami ingin membagi kepada para Pelanggan setia Herza.ID, cara atau langkah dasar yang harus kita lakukan untuk Mengamankan Router Mikrotik Anda.
Hal dasar yang harus kita lakukan dalam mengamankan Router Mikrotik adalah dengan mengubah User default Mikrotik yaitu admin. Kita tidak pernah menyarankan kepada siapapun untuk tetap menggunakan user admin tersebut, karena ini adalah hal paling mudah untuk meretas Router Mikrotik Anda.
Langkah awal adalah, pada menu di sebelah kiri Mikrotik RouterOS Anda, silahkan klik SYSTEM > USERS.
Setelah Window User List terbuka, klik Icon + untuk membuat user baru pada Router Anda.
Masukkan Username yang ingin Anda gunakan pada kolom Name, dan pilih FULL pada Group User jika Anda ingin membuat user Administrator. Kemudian masukkan password yang susah ditebak pada kolom Password dibawah. Kemudian klik OK.
Catatan: Jangan lupa untuk DISABLE User default admin agar tidak bisa digunakan.
2. Disable Service / Layanan Yang Tidak di gunakan
Sekarang kita lanjutkan dengan mendisable Layanan atau Service yang kita tidak gunakan pada Mikrotik kita. Pade menu sebelah kiri klik IP > SERVICES.
Pilih Layanan-Layanan yang tidak Anda gunakan, kemudian klik icon X untuk mendisable layanan tersebut. Ketika layanan dalam disable status, maka warna nya akan berubah menjadi abu-abu.
Dalam hal ini, kami akan mendisable seluruh layanan kecuali Winbox. Karena kami hanya menggunakan Winbox untuk mengakses Mikrotik tersebut.
Setekah itu, silahkan ganti Port Winbox dari 8291 menjadi port custom yang Anda ingin gunakan. Dalam hal ini, kami menggantinya dengan Port 9876. Ingat jangan gunakan port 0 sd 1024 karena port tersebut sudah digunakan oleh layanan yang sudah di definisikan secara baku, pakailah port di atas 1024 misalnya menjadi 18291 jangan gunakan port diatas 65535 https://en.wikipedia.org/wiki/Port_(computer_networking)
3. Buat Firewall Rules untuk Mengamankan Router dan Jaringan Anda
Sekarang saatnya membuat beberapa Firewall Rules & RAW untuk mengamankan Router dan Jaringan Anda dari beberapa aksi yang berbahaya dari Internet seperti Port Scanning, Brute Force serta melakukan Blokir Port yang biasa digunakan sebagai Trojan atau Malware.
Pada Firewall Rules dan RAW yang telah konfigurasikan diatas, perlu Anda ketahui fungsi masing masing Rules dan Raw tersebut.
Firewall Rules nomor 0 – 5 adalah mengcapture IP yang melakukan Port Scanning ke Mikrotik Anda kemudian dimasukkan ke dalam Address-List yang bernama Port_Scanning yang mana Filter Raw kami gunakan untuk memblokir Akses dari IP pada Address-List tersebut dilevel Pre-Routing.
Firewall Rules nomor 6 & 7 adalah mengcaptured IP yang mencoba melakukan brute force ke FTP Server Anda secara berulang-ulang dengan username atau password yang salah, mengirimkan IP ke Address-List bernama ftp_blacklist. Kemudian Filter Raw akan memblokir Akses dari IP yang terdaftar pada Address-List tersebut pada level Pre-Routing.
Sedangkan pada Firewall Rules nomor 8-11, berfungsi untuk memblokir Brute Force pada sisi Port SSH dengan tahapan-tahapan yang kita telah buat. Ketika masuk pada stage3, dan visitor tersebut tetap melakukan Brute Force, maka IP visitor tersebut akan diforward ke Address-List bernama ssh_blacklist. Dan Filter Raw akan melakukan blokir atas source IP tersebut pada Level Pre-Routing.
Pada Firewall Raw sendiri, ada beberapa Rules yang kita peruntukkan untuk memblokir akses ke beberapa Port yang sering digunakan para hacker untuk melakukan penetrasi ke jaringan kita. Diantara lain adalah:
Rules 0: Port TCP 445 untuk akses Active Directory
Seluruh Firewall Rules dan Raw diatas adalah bukan bentuk baku yang harus Anda ikuti. Anda harus mengikuti sesuai dengan kebutuhan dan Topologi jaringan Anda. Kemungkinan ada beberapa Rules yang butuh adjustment ataupun revisi untuk disesuaikan dengan kebutuhan jaringan Anda.
Akhir akhir ini marak kejadian Router Mikrotik di Hack oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan mengunci Boot Loader di Mikrotik Router tersebut sehingga tidak dapat dilakukan reset ataupun netinstall dan melakukan permintaan imbalan untuk membuka kunci Boot Loader Mikrotik tersebut. Hal ini kita sebutkan sebagai Ransomware.
Apa itu Ransomware? Ransomware adalah jenis perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk memblokir akses ke sistem komputer, router atau perangkat dalam sebuah jaringan dan bahkan sebuah file di komputer Anda hingga sejumlah uang dibayarkan. Dalam hal Router Mikrotik, pelaku mengunci Boot Loader Router yang terpengaruh, membuatnya tidak dapat diakses, dan meminta pembayaran tebusan untuk memulihkan akses perangkat tersebut.
Apakah Anda membutuhkan IP Publik untuk Mikrotik atau Server lokal Anda? Atau mungkin Anda mencari solusi Tunneling untuk mengganti nama ISP di Speedtest Anda. VPS Mikrotik CHR Murah dari Herza.ID adalah solusinya.
Nah, maka dari itu, mari kita menyimak beberapa tahapan yang dapat membantu Anda dalam melindungi Router Mikrotik Anda dari Ransomware.
Cara Melindungi Router Mikrotik dari Ransomware
Lakukan Daily Backup
Lakukan backup secara berkala atas konfigurasi router mikrotik Anda untuk menghindari lamanya downtime ketika Router Anda bermasalah. Dengan melakukan backup secara berkala, ketika Router Anda bermasalah, Anda dengan mudah dapat mengganti Router Anda dengan Router cadangan dengan mengimport file konfigurasi yang telah terbackup sebelumnya. Hal ini dapat kita lakukan menggunakan scheduler script untuk membackup ke email.
/system script
add dont-require-permissions=yes name=EmailBackup source=":\
log info \"Starting Backup Script...\"\r\
\n:global backupfile ([/system identity get name] . \".backup\")\r\
\n:if ([/file find name=\$backupfile] != \"\") do={/file rem \$backu\
pfile}\r\
\n:delay 2s\r\
\n/system backup save name=\$backupfile\r\
\n:log info \"Waiting 7s for backup to complete...\"\r\
\n:delay 7s\r\
\n:log info \"Backup being emailed...\"\r\
\n/tool e-mail send to=\"[email protected]\" subject=([/system ide\
ntity get name] . \" Backup\") [email protected] user=\"[email protected]\" password=\"passwordemailku\" file=\$backupfile server=smtp.emailku.com\r\
\n:log info \"Finished Backup Script!\""
/system scheduler
add interval=1d name=EmailBackup on-event=ebackup start-date=\
mar/04/2019 start-time=01:00:00
Jangan lupa untuk mengganti domain @emailku.com dengan domain ISP atau perusahaan anda, ganti passwordemailku dengan password email anda yang digunakan untuk mengirim email, ganti smtp.emailku.com dengan smtp ISP atau perusahaan anda.
Selanjutnya, untuk mengamankan Router Mikrotik Anda, sangat disarankan bagi seluruh User Mikrotik untuk melakukan beberapa langkah dasar berikut untuk pengamanan di Router Anda.
Jangan Pernah Menggunakan Port Default Winbox
Selalu untuk merubah port standar winbox dari 8291 menjadi port lainnya, ingat jangan gunakan port 0 sd 1024 karena port tersebut sudah digunakan oleh layanan yang sudah di definisikan secara baku, pakailah port di atas 1024 misalnya menjadi 18291 jangan gunakan port diatas 65535 https://en.wikipedia.org/wiki/Port_(computer_networking)
Caranya, di RouterOS Anda klik IP > SERVICE kemudian akan muncul window IP SERVICE LIST seperti dibawah ini. Double Klik Winbox, kemudian ganti Port sesuai dengan yang Anda inginkan.
Kemudian, layanan-layanan yang Anda tidak butuhkan seperti API, FTP, SSH, Telnet, WWW jika tidak butuhkan sebaiknya di Non Aktifkan dengan cara memilih layanan tersebut kemudian mngklik tombok X pada window IP SERVICE LIST tersebut.
Grouping Interface ke Interface-List
Membuat grouping interface ke dalam interface-list untuk memudahkan dalam pembuatan rule firewall yang akan kita buat.
Pada script berikut saya membuat interface list dengan nama “Upstream” dengan memasukkan interface VLAN dengan nama OpenIXP, CDIX dan ether4 kedalam list Upstream tersebut. Kita bisa memasukan beberapa interface fisik ataupun VLAN ke sebuah list interface.
/interface list
add comment="Interface Upstream" name=Upstream
/interface list member
add interface=ether4 list=Upstream
add interface=OpenIXP list=Upstream
add interface=CDIX list=Upstream
Grouping IP Address sebagai ournetwork
Sekarang kita akan membuat grouping IP Address dan/atau Network Address “ournetwork” yang akan berisi seluruh prefix IP yang Anda gunakan serta IP PTP Upstream Anda.
Buat Firewall Rules & Raw untuk Mengamankan Router Anda
Setelah Interface List dan IP Address telah kita grouping, sekarang kita bisa dengan mudah menggunakan list tersebut kedalam Firewall Rules & Raw yang akan kita gunakan.
Dari script firewall rules diatas bisa kami jelaskan adalah mengenai akss yang dibolehkan ke Mikrotik RouterOS hanya dari address-list=ournetwork dan PTP-Upstream sedangkan akses dari interface distribusi atau “!Upstream” = bukan Upstream di ALLOW. Serta koneksi BGP via TCP di ALLOW dari dan ke interface “Upstream”
Sedangkan pada IP > FIREWALL > RAW, saya manDROP seluruh aktivitas yang telah ditangkap oleh Firewall Rules yang kami buat diatas seperti SSH BLACKLIST (Percobaan bruteforce ke SSH Router Mikrotik), DROP WINBOX (Seluruh Akses ke Port Winbox Default 8291 akan ditolak demi keamanan) dan juga DROP PORT SCANNER (Seluruh aktivitas Scanning akan diblok oleh Filter Raw ini. Disamping itu, saya juga menangkap dan DROP semua traffic ke yang mengarah ke Port 8000,3128,1080,4145 yang masuk via interface Upstream menuju ke jaringan distribusi yang dikawatirkan digunakan hacker untuk menyerang Mikrotik RouterOS distribusi dan pelanggan di melalui IP->Firewall->Raw
Seluruh Firewall Rules dan Raw diatas adalah bukan bentuk baku yang harus Anda ikuti. Anda harus mengikuti sesuai dengan kebutuhan dan Topologi jaringan Anda. Kemungkinan ada beberapa Rules yang butuh adjustment ataupun revisi untuk disesuaikan dengan kebutuhan jaringan Anda.
Dikarenakan banyaknya permintaan Tutorial untuk pembuatan VPN All Traffic pada VPS Mikrotik CHR, maka pada artikel kali ini, kami akan membahas hal tersebut secara tahap demi tahap. Silahkan diperhatikan tahapannya berikut ini.
Mikrotik Cloud Hosted Router atau lebih dikenal dengan nama Mikrotik CHR adalah sebuah router Mikrotik yang dapat di install pada Virtualisasi seperti KVM, VirtualBox, VMware dan lainnya. Fungsinya kurang lebih sama dengan RouterOS pada umumnya. Tetapi lisensi Mikrotik CHR bisa dipindahkan, dan tidak permanen pada suatu storage seperti pada lisensi RouterOS yang biasa. Untuk informasi lengkap mengenai Mikrotik CHR, silahkan membaca Artikel kami tentang Apa itu Mikrotik CHR.
Pertama-tama, login pada Winbox menggunakan IP / MAC Address Mikrotik CHR Anda dengan username dan password Anda, kemudian pada menu Winbox sebelah kiri, klik INTERFACE.
Pada menu INTERFACE, klik PPTP / L2TP Server (Disesuaikan dengan kebutuhan) untuk Enable service vpn nya di Mikrotik CHR Anda.
Kemudian dilanjutkan dengan membuat IP Pool. Pada menu Winbox pilih IP > POOL
Sekarang kita akan mengkonfigurasi profil VPN. Pada menu utama Winbox Anda, klik PPP > PROFILES > + (Icon Plus untuk menambahkan Profile Baru). Kemudian pilih Local Address sebagai main IP Anda dan Remote Address dari IP Pool yang anda buat sebelumnya.
Sekarang dilanjutkan dengan membuat User dan Password untuk Koneksi VPN Tersebut. Pada menu PPP, pilih tab SECRETS, kemudian masukkan Name dan Password sesuai dengan yang Anda inginkan seperti pada contoh dibawah ini.
Sekarang kita sudah selesai mengkonfigurasi VPN Server pada VPS Mikrotik CHR dan kita akan melanjutkan konfigurasi untuk Client VPS nya.
Konfigurasi Client VPN
Client VPN ini akan dikonfigurasikan pada Router Mikrotik di Rumah atau Kantor Anda yang ingin di koneksikan melalui VPS Mikrotik CHR di Herza.ID.
Pada Winbox Anda, klik INTERFACES pada menu utama. Kemudian buat new interface dengan mengklik Icon Plus (+), lalu pilih vpn client. Pada percobaan kali ini saya memilih L2TP Client.
Pada tab DIAL-OUT, connect to di isi menggunakan IP VPS Mikrotik Anda, user dan password di isi sesuai dengan konfigurasi yang Anda lakukan pada VPN Server sebelumnya, Kemudian klik OK.
Kembali ke Menu Utama Winbox, klik IP > ROUTE dan buat 1 route dengan gateway vpn, dan gunakan VPN pada Routing Mark nya sesuai dengan contoh dibawah.
Lalu kita akan melanjutkan dengan membuat 1 NAT dengan out interface VPN yang sudah kita buat sebelumnya. Pada menu Utama Winbox, klik IP > FIREWALL > NAT kemudian klik Icon Plus (+).
Pada tab ACTION di NAT pilih masquerade. Lalu klik OK.
Konfigurasi Mangle
Setelah mengkonfigurasi VPN Client, kita membutuhkan sebuah rules MANGLE yang akan digunakan untuk menangkap traffic yang ada kemudian dikirimkan ke VPS Mikrotik Anda. Sebelum membuat Rules Mangle, terlebih dahulu kita buat address listnya. Silahkan copy paste perintah berikut pada NEW TERMINAL di Winbox Anda.
/ ip fi ad add address=10.0.0.0/8 disabled=no list=support add address=172.16.0.0/12 disabled=no list=support\ add address=192.168.0.0/16 disabled=no list=support
Setelah itu, kemudian buat mangel baru di IP > FIREWALL > MANGLE
Pada Tab ADVANCE
Pada tab ACTION
Sekarang, kita telah selesai membuat VPN All Traffic yang dapat digunakan untuk memforward All Traffic Router Mikrotik Anda ke VPS Mikrotik yang Anda sewa di Herza.ID. Selamat mencoba!
Sulit untuk menemukan komputer Linux yang tidak terhubung ke jaringan Internet di jaman ini, baik itu server atau workstation. Dari waktu ke waktu menjadi perlu untuk mendiagnosa kesalahan, latency tinggi atau kelambatan dalam jaringan. Pada artikel ini, kami akan membahas 10 perintah Linux yang paling banyak digunakan untuk memeriksa jaringan pada Server Linux Anda. Artikel ini akan sangat berguna bagi Anda para pengguna VPS Murah dan Dedicated Server dari Herza.ID.
Memeriksa Jaringan Di Linux Dengan Perintah-Perintah Ini
1. ping
Salah satu perintah pertama, yang paling dikenal banyak orang, ketika memeriksa kegagalan jaringan atau terputus-putus. Alat ping akan membantu kami menentukan apakah ada koneksi di jaringan, apakah itu lokal atau Internet.
[[email protected] ~]# ping www.herza.id
PING herza.id (149.129.225.111) 56(84) bytes of data.
64 bytes from 111.225.129.149.herza.id (149.129.225.111): icmp_seq=1 ttl=57 time=2.00 ms
64 bytes from 111.225.129.149.herza.id (149.129.225.111): icmp_seq=2 ttl=57 time=1.74 ms
64 bytes from 111.225.129.149.herza.id (149.129.225.111): icmp_seq=3 ttl=57 time=1.78 ms
64 bytes from 111.225.129.149.herza.id (149.129.225.111): icmp_seq=4 ttl=57 time=1.93 ms
64 bytes from 111.225.129.149.herza.id (149.129.225.111): icmp_seq=5 ttl=57 time=1.80 ms
64 bytes from 111.225.129.149.herza.id (149.129.225.111): icmp_seq=6 ttl=57 time=2.05 ms
2. traceroute
Perintah ini memungkinkan kita untuk melihat lompatan atao hoop yang diperlukan untuk mencapai jaringan tujuan. Dalam hal ini, kita akan melakukan pengecekan traceroute untuk melihat lompatan yang diperlukan untuk mencapai situs web kami. Tes ini dilakukan dari Server intranet kami dengan Linux. Dalam contoh ini, kami membuat traceroute ke situs web kami, www.herza.id.
[[email protected] ~]# traceroute www.herza.id
Tracing route to herza.id [149.129.225.111]
over a maximum of 30 hops:
1 <1 ms <1 ms <1 ms router.lan [192.168.111.1]
2 2 ms 2 ms 2 ms 148.subnet125-160-9.speedy.telkom.net.id [125.160.9.148]
3 1 ms 1 ms 2 ms 157.0.252.180.in-addr.arpa [180.252.0.157]
4 2 ms 5 ms 2 ms 36.91.230.183
5 3 ms 2 ms 3 ms 36.67.254.70
6 3 ms 3 ms 2 ms 189.80.251.116.in-addr.arpa [116.251.80.189]
7 23 ms 46 ms 54 ms 113.250.16.11.in-addr.arpa [11.16.250.113]
8 6 ms 3 ms 3 ms 166.202.60.11.in-addr.arpa [11.60.202.166]
9 2 ms 2 ms 2 ms 111.225.129.149.herza.id [149.129.225.111]
Trace complete.
3. route
Perintah ini memungkinkan kita untuk melihat rute yang digunakan Server Linux kita untuk terhubung ke jaringan, dalam hal ini. Peralatan kami berangkat melalui router 192.168.1.1.
[[email protected] ~]# route -n
Kernel IP routing table
Destination Gateway Genmask Flags Metric Ref Use Iface
0.0.0.0 192.168.111.1 0.0.0.0 UG 425 0 0 viifbr0
192.168.111.0 0.0.0.0 255.255.255.0 U 425 0 0 viifbr0
4. dig
Perintah ini memungkinkan kita untuk memverifikasi apakah DNS berfungsi dengan benar, sebelum itu, kita harus memverifikasi DNS yang kita miliki dalam konfigurasi jaringan. Dalam contoh ini, kami ingin melihat alamat IP situs web kami, www.herza.id yang mengembalikan kami ke 149.129.225.111.
[[email protected] ~]# dig www.herza.id
; <<>> DiG 9.11.4-P2-RedHat-9.11.4-16.P2.el7_8.6 <<>> www.herza.id
;; global options: +cmd
;; Got answer:
;; ->>HEADER<<- opcode: QUERY, status: NOERROR, id: 40374
;; flags: qr rd ra; QUERY: 1, ANSWER: 2, AUTHORITY: 0, ADDITIONAL: 1
;; OPT PSEUDOSECTION:
; EDNS: version: 0, flags:; udp: 4096
;; QUESTION SECTION:
;www.herza.id. IN A
;; ANSWER SECTION:
www.herza.id. 300 IN CNAME herza.id.
herza.id. 300 IN A 149.129.225.111
;; Query time: 19 msec
;; SERVER: 100.100.2.136#53(100.100.2.136)
;; WHEN: Sun Jun 21 15:41:13 WIB 2020
;; MSG SIZE rcvd: 71
5. ethtool
Alat ini adalah pengganti mii-tools. Itu berasal dari CentOS6 dan seterusnya dan memungkinkan untuk melihat apakah kartu jaringan secara fisik terhubung ke jaringan, yaitu. Kita dapat mendiagnosis jika kabel jaringan benar-benar terhubung ke switch.
[[email protected] ~]# ethtool em1
Settings for em1:
Supported ports: [ TP ]
Supported link modes: 10baseT/Half 10baseT/Full
100baseT/Half 100baseT/Full
1000baseT/Full
Supported pause frame use: Symmetric
Supports auto-negotiation: Yes
Supported FEC modes: Not reported
Advertised link modes: 10baseT/Half 10baseT/Full
100baseT/Half 100baseT/Full
1000baseT/Full
Advertised pause frame use: Symmetric
Advertised auto-negotiation: Yes
Advertised FEC modes: Not reported
Speed: 1000Mb/s
Duplex: Full
Port: Twisted Pair
PHYAD: 1
Transceiver: internal
Auto-negotiation: on
MDI-X: on (auto)
Supports Wake-on: pumbg
Wake-on: d
Current message level: 0x00000007 (7)
drv probe link
Link detected: yes
6. IP ADDR LS
Perintah khusus Linux lainnya yang memungkinkan kami untuk membuat daftar kartu jaringan dan alamat IP masing-masing. Alat ini sangat berguna ketika Anda memiliki beberapa alamat IP yang dikonfigurasi.
[[email protected] ~]# ip addr ls
1: lo: mtu 65536 qdisc noqueue state UNKNOWN group default qlen 1000
link/loopback 00:00:00:00:00:00 brd 00:00:00:00:00:00
inet 127.0.0.1/8 scope host lo
valid_lft forever preferred_lft forever
inet6 ::1/128 scope host
valid_lft forever preferred_lft forever
2: eno1: mtu 1500 qdisc mq master bond0 state UP group default qlen 1000
link/ether 2c:44:fd:7a:14:90 brd ff:ff:ff:ff:ff:ff
3: eno2: mtu 1500 qdisc mq master bond0 state UP group default qlen 1000
link/ether 2c:44:fd:7a:14:90 brd ff:ff:ff:ff:ff:ff
4: eno3: mtu 1500 qdisc mq state DOWN group default qlen 1000
link/ether 2c:44:fd:7a:14:92 brd ff:ff:ff:ff:ff:ff
5: eno4: mtu 1500 qdisc mq state DOWN group default qlen 1000
link/ether 2c:44:fd:7a:14:93 brd ff:ff:ff:ff:ff:ff
6: bond0: mtu 1500 qdisc noqueue master viifbr0 state UP group default qlen 1000
link/ether 2c:44:fd:7a:14:90 brd ff:ff:ff:ff:ff:ff
7. ifconfig
Sama pentingnya dengan yang sebelumnya, ifconfig memungkinkan kita untuk melihat konfigurasi jaringan kartu yang dipasang di server kami. Dalam kasus ini, kami menggunakan Network Bonding untuk menyatukan 2 NIC (eno1 dan eno2) untuk berfungsi sebagai round-robin atau load balancing. Jadi ketika salah satu network tidak berfungsi, jaringan masih tetap terhubung ke switch kami.kartu jaringan lokal atau localhost lo dan kartu jaringan nirkabel yang akan terhubung ke jaringan ditampilkan. Kami sengaja menyoroti kartu yang dipasang dan alamat IP yang ditetapkan.
Salah satu alat favorit kami adalah MTR atau My Traceroute memungkinkan kami melihat lompatan / hoop seperti pada traceroute dan melakukan ping pada masing-masing hoop tersebut. Ini sangat berguna untuk menentukan hoop mana yang memiliki keterlambatan dalam lalu lintas jaringan. Dalam contoh kali ini, kita akan menggunakan opsi “mtr -n -r -c 100” yang berarti sebagai berikut:
-n atau –no-dns Gunakan opsi ini untuk memaksa mtr untuk menampilkan nomor IP saja dan tidak mencoba untuk menampilkan hostname.
-r atau –report Opsi ini menempatkan mtr ke mode laporan. Ketika dalam mode ini, mtr akan berjalan untuk jumlah siklus yang ditentukan oleh opsi -c, dan kemudian mencetak statistik dan keluar. Mode ini berguna untuk menghasilkan statistik tentang kualitas jaringan.
-c COUNT Gunakan opsi ini untuk mengatur jumlah ping yang dikirim untuk menentukan mesin pada jaringan dan keandalan mesin tersebut. Setiap siklus berlangsung satu detik.
Network Manager Text User Interface (nmtui atau Network Manager berdasarkan pada command line). Ia menggunakan ncurses dan memungkinkan kami untuk dengan mudah mengkonfigurasi dari terminal dan tanpa ketergantungan tambahan. Ini menawarkan User Interface, berdasarkan teks, sehingga pengguna membuat modifikasi tersebut dengan mudah.
Dengan seluruh perintah jaringan yang telah kami bahas diatas, kita akan memiliki kesempatan untuk melakukan manajemen yang jauh lebih mudah dan tepat pada berbagai parameter jaringan di lingkungan Linux. Juga Dengan perintah mtr seperti yang kami sebutkan di atas, kami dapat memiliki kontrol yang lebih sederhana atas keadaan jaringan kami dan memeriksa dengan cara yang jauh lebih sentral dengan aspek-aspek berbeda yang berfokus pada pengoptimalannya.
Artikel ini adalah kelanjutan dari seri Monitoring Performa Linux Server kami, hari ini kita berbicara tentang alat pemantauan paling populer yang disebut htop, yang baru saja mencapai versi 2.2.0 dan dilengkapi dengan beberapa fitur baru yang keren. Aplikasi Htop akan sangat membantu para Sistem Administrator untuk monitoring proses yang berjalan serta beban dari CPU, RAM, SWAP pada VPS Murah atau Dedicated Server Anda.
Htop adalah aplikasi pemantauan proses realtime yang interaktif untuk sistem Linux / Unix dan juga alternatif dari perintah Top, yang merupakan alat pemantauan proses default yang dilengkapi dengan pra-instalasi pada semua sistem operasi Linux.
Htop memiliki banyak fitur ramah pengguna, yang tidak tersedia dengan menggunakan perintah Top, diantaranya adalah:
Di htop, Anda dapat menggulir secara vertikal untuk melihat daftar proses lengkap dan gulir secara horizontal untuk melihat baris perintah secara lengkap.
Htop dimulai dengan sangat cepat dibandingkan dengan yang Top, karena tidak menunggu untuk mengambil data selama startup.
Dalam htop Anda dapat mematikan lebih dari satu proses sekaligus tanpa memasukkan PID mereka.
Di htop, Anda tidak perlu lagi memasukkan nomor proses atau nilai prioritas untuk memperbaiki proses.
Tekan “e” untuk mencetak set variabel lingkungan untuk suatu proses.
Dapat menggunakan mouse untuk memilih item daftar.
Cara Instal Htop di Linux Server
Untuk menginstal Htop versi 2.2.0, Anda harus memiliki Development Tools dan Ncurses diinstal pada sistem Anda, untuk melakukannya jalankan beberapa perintah berikut pada distribusi masing-masing.
Di Debian dan Ubuntu, Anda dapat menginstall htop dengan mengetik:
# sudo apt-get install htop
Cara Menggunakan Htop
Sekarang jalankan alat pemantauan htop dengan menjalankan perintah berikut di terminal.
# htop
Htop memiliki tiga bagian utama
Header, dimana Anda dapat melihat informasi CPU, Memory, Swap dan juga menampilkan proses, load average, and Up-time.
Daftar proses yang diurutkan berdasarkan penggunaan CPU.
Footer menunjukkan berbagai opsi seperti bantuan, setup, filtertreekill, nice, quit, dan lain lain.
Tekan F2 atau S untuk menu pengaturan> ada empat kolom yaitu Pengaturan, Kolom Kiri, Kolom Kanan, dan Meter yang Tersedia.
Di sini, Anda dapat mengonfigurasi meter yang dicetak di bagian atas jendela, mengatur berbagai opsi tampilan, memilih di antara pola warna dan memilih kolom mana yang dicetak sesuai urutan.
Ketik tree atau t untuk menampilkan proses tampilan proses dengan seluruh cabangnya.
Anda dapat merujuk fungsi tombol yang ditampilkan di footer untuk menggunakan aplikasi htop yang interaktif untuk memantau proses yang berjalan di Linux. Namun, kami menyarankan untuk menggunakan tombol karakter atau tombol pintas ketimbang tombol fungsi karena mungkin telah dipetakan dengan beberapa fungsi lain dalam koneksi yang aman.
Jangan lupa untuk membaca Artikel kami lainnya untuk membantu mengelolah Server Linux Anda.
Merupakan pekerjaan yang sangat sulit bagi setiap Sistem Administrator atau Network Administrator untuk memantau dan melakukan debugging atas kendala pada Kinerja VPS atau Dedicated Server setiap hari. Setelah menjadi Linux Administrator selama beberapa tahun di industri IT, saya jadi tahu betapa sulitnya memonitor dan menjaga sistem tetap berjalan. Untuk alasan ini, kami telah menyusun daftar 10 alat pemantauan dengan CLI yang sering digunakan yang mungkin berguna untuk setiap Sistem Administrator Linux / Unix. Perintah-perintah ini tersedia dalam semua distro Linux dan dapat bermanfaat untuk memantau dan menemukan penyebab sebenarnya dari masalah kinerja. Daftar perintah yang ditunjukkan di sini sangat cukup bagi Anda untuk memilih salah satu yang cocok untuk skenario pemantauan Anda.
Perintah “Top” adalah program pemantauan kinerja yang sering digunakan oleh banyak sistem administrator untuk memantau kinerja VPS Murah atau Dedicated Server Linux dan tersedia di banyak sistem operasi seperti Linux / Unix. Perintah top digunakan untuk menampilkan semua proses real-time yang berjalan dan aktif dalam daftar yang diurutkan dan memperbaruinya secara teratur. Ini menampilkan penggunaan CPU, penggunaan memori, Swap Memory, Ukuran Cache, Ukuran Buffer, PID Proses, Pengguna, Perintah dan banyak lagi. Ini juga menunjukkan memori tinggi dan pemanfaatan CPU dari proses yang berjalan. Perintah top sangat berguna bagi sistem administrator untuk memantau dan mengambil tindakan yang benar bila diperlukan. Mari kita lihat perintah top dalam tampilan di Terminal SSH.
Perintah Linux VmStat digunakan untuk menampilkan statistik memori virtual, kernerl threads, disk, proses sistem, blok I/O, interupsi, aktivitas CPU dan banyak lagi. Secara default, perintah vmstat tidak tersedia di sistem Linux, Anda perlu menginstal paket yang disebut sysstat yang mencakup program vmstat. Penggunaan umum format perintah adalah.
[[email protected] ~]# vmstat
procs -----------memory---------- ---swap-- -----io---- -system-- ------cpu-----
r b swpd free buff cache si so bi bo in cs us sy id wa st
0 0 0 160205056 2124 422484 0 0 40 6 68 101 1 0 99 0 0
3. Lsof – Daftar File yang Terbuka
Perintah Lsof digunakan di banyak sistem seperti Linux / Unix yang digunakan untuk menampilkan daftar semua file yang terbuka dan prosesnya. File yang terbuka termasuk file disk, soket jaringan, pipa, perangkat dan proses. Salah satu alasan utama untuk menggunakan perintah ini adalah ketika disk tidak dapat di-unmount dan menampilkan kesalahan bahwa file sedang digunakan atau dibuka. Dengan perintah ini Anda dapat dengan mudah mengidentifikasi file mana yang digunakan. Format yang paling umum untuk perintah ini adalah.
[[email protected] ~]# lsof
COMMAND PID USER FD TYPE DEVICE SIZE NODE NAME
init 1 root cwd DIR 104,2 4096 2 /
init 1 root rtd DIR 104,2 4096 2 /
init 1 root txt REG 104,2 38652 17710339 /sbin/init
init 1 root mem REG 104,2 129900 196453 /lib/ld-2.5.so
init 1 root mem REG 104,2 1693812 196454 /lib/libc-2.5.so
init 1 root mem REG 104,2 20668 196479 /lib/libdl-2.5.so
init 1 root mem REG 104,2 245376 196419 /lib/libsepol.so.1
init 1 root mem REG 104,2 93508 196431 /lib/libselinux.so.1
init 1 root 10u FIFO 0,17 953 /dev/initctl
4. Tcpdump – Analisa Paket Jaringan
Tcpdump salah satu penganalisa paket jaringan berbasis CLI atau program sniffer paket yang paling banyak digunakan yang digunakan menangkap atau memfilter paket TCP/IP yang diterima atau ditransfer pada interface tertentu melalui jaringan. Ini juga menyediakan opsi untuk menyimpan paket yang diambil dalam file untuk analisis nanti. Tcpdump hampir tersedia di semua distribusi Linux utama.
Netstat adalah alat perintah untuk memantau statistik paket jaringan yang masuk dan keluar serta statistik interface itu sendiri. Ini adalah alat yang sangat berguna bagi setiap sistem administrator untuk memantau kinerja jaringan dan memecahkan masalah terkait jaringan.
Htop adalah alat pemantauan proses Linux interaktif dan real time yang jauh lebih maju. Ini sangat mirip dengan perintah top Linux tetapi memiliki beberapa fitur yang kaya seperti interface yang user-friendly untuk mengelola proses, tombol shortcut, tampilan vertikal dan horizontal dari proses dan banyak lagi. Htop adalah alat pihak ketiga dan tidak termasuk dalam sistem Linux, Anda harus menginstalnya menggunakan alat pengelola paket YUM. Untuk informasi lebih lanjut tentang instalasi, baca artikel kami di bawah ini.
Untuk instalasi Htop, baca: Instal Htop (Linux Process Monitoring) di Linux
7. Iotop – Monitor Linux Disk I/O
Iotop juga sangat mirip dengan perintah Top dan program Htop, tetapi memiliki fungsi akuntansi untuk memantau dan menampilkan waktu nyata I/O Disk dan proses. Alat ini sangat berguna untuk menemukan proses yang tepat dan proses pembacaan atau penulisan disk yang digunakan.
IoStat adalah alat sederhana yang akan mengumpulkan dan menunjukkan statistik sistem input dan output penyimpanan perangkat. Alat ini sering digunakan untuk melacak masalah kinerja perangkat penyimpanan termasuk perangkat, disk lokal, disk jarak jauh seperti NFS.
IPTraf adalah utilitas pemantauan real time network (IP LAN) berbasis konsol sumber untuk Linux. Ini mengumpulkan berbagai informasi seperti monitor lalu lintas IP yang melewati jaringan, termasuk informasi flag TCP, rincian ICMP, gangguan traffic TCP / UDP, paket koneksi TCP dan jumlah byne. Ini juga mengumpulkan informasi statistik antarmuka umum dan yang disembunyikan dari TCP, UDP, IP, ICMP, non-IP, kesalahan checksum IP, aktivitas antarmuka dll.
Psacct atau Acct sangat berguna untuk memonitor setiap aktivitas pengguna pada sistem. Kedua daemon berjalan di latar belakang dan terus mengawasi aktivitas keseluruhan masing-masing pengguna pada sistem dan juga sumber daya apa yang dikonsumsi oleh mereka.
Alat-alat ini sangat berguna bagi sistem administrator untuk melacak setiap aktivitas pengguna seperti apa yang mereka lakukan, perintah apa yang mereka keluarkan, berapa banyak sumber daya yang digunakan oleh mereka, berapa lama mereka aktif pada sistem dll.
Untuk instalasi dan contoh penggunaan perintah, baca artikel di Monitor Aktivitas Pengguna dengan psacct atau acct
Dalam artikel sebelumnya, saya berbagi langkah-langkah untuk mengkonfigurasi Network Bonding di RHEL / CentOS 7 Linux. Pada artikel ini saya akan menunjukkan kepada Anda panduan langkah demi langkah untuk mengkonfigurasi Network Bridge di Linux menggunakan nmtui (NetworkManager) pada Server CentOS atau RHEL 7. Network Bridge adalah perangkat Link Layer yang meneruskan lalu lintas antar jaringan berdasarkan MAC Address dan karenanya juga disebut sebagai perangkat Layer 2. Bridge networking (juga dikenal sebagai bridging jaringan atau virtual network switcing) akan menempatkan Network Interface dari VPS pada jaringan yang sama dengan interface fisik.
Anda dapat mengkonfigurasi Network Bridging menggunakan NetworkManager Text User Interface (NMTUI) atau melalui Command Line Interface (CLI) dengan secara manual membuat file konfigurasi yang diperlukan.
Konfigurasi Network Bridge dengan NMTUI
Tool nmtui dapat digunakan untuk mengkonfigurasi jembatan jaringan di jendela terminal. Keluarkan perintah berikut untuk memulai konfigurasi:
Setelah menjalankan nmtui, untuk bernavigasi, gunakan tombol panah atau tekan Tab untuk melangkah maju dan tekan Shift + Tab untuk mundur melalui opsi. Tekan Enter untuk memilih opsi. Tekan spasi mengubah status kotak centang.
Dari menu awal, pilih Edit Connection. Pilih Add, layar Koneksi Baru terbuka.
Pilih Bridge yang Anda inginkan untuk mengkonfigurasi Network Bridge, layar Edit koneksi terbuka.
Berikan nama profil dan nama perangkat ke bridging.
Untuk menambahkan antarmuka slave ke bridge, pilih Add, layar New Connection terbuka.
Masukkan nama perangkat slave yang diperlukan atau alamat MAC di bagian Device dan pilih tombol OK.
Jika Anda tidak menentukan MAC Address, bagian Perangkat secara otomatis terisi setelah jendela Edit Connection reload, tetapi hanya jika berhasil menemukan perangkat tersebut.
Nama budak jembatan muncul di bagian Budak.
Jika Anda memiliki server DHCP maka Anda dapat membiarkan alamat IPv4 dan IPv6 diatur ke “Otomatis”. Jika Anda ingin menetapkan IP statis maka secara manual Anda harus mengisi rincian jaringan seperti yang ditunjukkan di bawah ini. Karena kita tidak akan menggunakan IPv6, maka saya telah menetapkan Konfigurasi IPv6 sebagai Ignore.
Tinjau dan konfirmasikan pengaturan sebelum memilih tombol OK yang akan keluar dari utilitas nmtui (NetworkManager).
Selanjutnya, restart layanan jaringan Anda agar perubahan diterapkan.
Akhirnya sekarang kita akan memvalidasi konektivitas briding yang barusan kita buat.
[[email protected] ~]# ping 10.43.138.30
PING 10.43.138.30 (10.43.138.30) 56(84) bytes of data.
64 bytes from 10.43.138.30: icmp_seq=1 ttl=64 time=39.4 ms
64 bytes from 10.43.138.30: icmp_seq=2 ttl=64 time=10.8 ms
^C
--- 10.43.138.30 ping statistics ---
2 packets transmitted, 2 received, 0% packet loss, time 1001ms
rtt min/avg/max/mdev = 10.826/25.147/39.469/14.322 ms
Jadi ketika kita dapat terhubung ke gateway kita yang berarti bridging kita berfungsi seperti yang diharapkan.
Konfigurasi Network Bridge menggunakan CLI
Untuk mengkonfigurasi jembatan jaringan, buat file di direktori /etc/sysconfig/network-scripts/ yang disebut ifcfg-brN, ganti N dengan nomor untuk antarmuka, seperti 0. Untuk kasus kami, kami akan membuat ifcfg-br0.
Isi file antarmuka jembatan dan file antarmuka ethernet hampir. Perbedaan dalam contoh ini adalah sebagai berikut:
Arahan DEVICE diberikan nama antarmuka sebagai argumennya dalam format brN, di mana N diganti dengan jumlah antarmuka.
Arahan TYPE diberi argumen Bridge. Arahan ini menentukan jenis perangkat dan argumennya peka terhadap huruf besar-kecil.
File konfigurasi antarmuka jembatan sekarang memiliki alamat IP dan antarmuka fisik hanya memiliki alamat MAC.
Arahan ekstra, DELAY=0, ditambahkan untuk mencegah jembatan menunggu saat memantau lalu lintas, mengetahui di mana host berada, dan membuat tabel MAC Address yang menjadi dasar keputusan penyaringannya.
Tambahkan NM_CONTROLLED=no ke antarmuka Ethernet untuk mencegah NetworkManager mengubah file.
Berikut ini adalah file konfigurasi antarmuka antarmuka sampel menggunakan alamat IP statis:
Untuk menyelesaikan Network Bridging, kita harus membuat antarmuka lain, atau Anda dapat menggunakan antarmuka yang ada, dan arahkan ke antarmuka bridge tersebut. Berikut ini adalah contoh file konfigurasi antarmuka Ethernet yang menunjuk ke antarmuka jembatan. Konfigurasikan antarmuka fisik Anda di /etc/sysconfig/network-scripts/ ifcfg-ethX, di mana X adalah nomor unik yang terkait dengan antarmuka tertentu, sebagai berikut:
NIC (Network Interface Card) Bonding juga dikenal sebagai Network Bonding di Linux. Ini dapat didefinisikan sebagai agregasi atau kombinasi dari beberapa NIC menjadi satu ikatan interface. Tujuan utamanya adalah untuk menyediakan ketersediaan tinggi dan redundansi jaringan pada Server Linux Anda.
Jika Anda pengguna Dedicated Server yang menginginkan realibilitas dari jaringan atau konektivitas Server Anda, maka Network Bonding adalah salah satu opsi yang harus anda pertimbangkan.
Harap jangan salah mengerti antara Network Bonding dengan Network Bridging. Mereka adalah bukan hal yang sama. Untuk mengetahui apa itu Network Bridge, silahkan membaca Artikel kami tentang Konfigurasi Network Bridge di Linux.
Pada artikel ini kita akan belajar cara mengkonfigurasi Network Bonding dengan menggunakan CentOS 7 & RHEL 7. Dalam kasus saya, saya memiliki dua kartu antarmuka (enp0s3 & enp0s8) dan akan membentuk interface bonding (bond0).
Catatan: Nama Network Interface pada tiap tiap merek Server bisa berbeda-beda. Mulai dari eth0, em1 dan lain lain.
Jenis-jenis Network Bond
Mode yang berbeda digunakan dalam file bonding.conf yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan Anda.
balan-rr atau 0 – Mode round-robin untuk toleransi kesalahan dan load-balancing.
active-backup atau 1 – Mengatur mode cadangan aktif untuk toleransi kesalahan.
balance-xor or 2 – Mengatur mode XOR (eksklusif-atau) untuk toleransi kesalahan dan load-balancing.
broadcast atau 3 – Mengatur mode siaran untuk toleransi kesalahan. Semua transmisi dikirim pada semua antarmuka slave.
802.3ad atau 4 – Menetapkan mode agregasi tautan dinamis IEEE 802.3ad. Membuat grup agregasi yang berbagi pengaturan kecepatan & dupleks yang sama.
balance-tlb atau 5 – Mengatur mode Transmit Load Balancing (TLB) untuk toleransi kesalahan & penyeimbangan muatan.
balance-alb atau 6 – Menetapkan mode Active Load Balancing (ALB) untuk toleransi kesalahan & load balancing.
Jika Anda tidak mengerti maksud dan penggunaan pada masing-masing mode, maka kami menyarankan untuk menggunakan mode 1 atau Round-Robin untuk toleransi keselahan dengan Load Balancing.
Network Bonding di CentOS 7 Linux
Jika modul bonding belum dimuat pada Server Linux Anda, maka gunakan perintah di bawah ini untuk memuatnya.
Tentukan alamat IP, mode Netmask & bonding sesuai kebutuhan Anda. Dalam contoh saya, saya menggunakan ‘mode = 5 ′ yang digunakan untuk memberikan toleransi kesalahan dan penyeimbangan muatan.
Jika Anda adalah pengguna VPS Mikrotik dari Herza.ID, maka Panduan Dasar Mikrotik CLI ini akan sangat berguna untuk melakukan maintenance melalui VNC jika Anda tidak dapat mengakses Winbox melalui Internet.
Kita dapat menggunakan beberapa cara untuk mengakses Mikrotik CHR, yaitu melalui Web Console, Winbox GUI, SSH dan beberapa layanan lainnya yang harus diakses dengan koneksi Internet. Tetapi, bagaimana jika terjadi kesalahan dalam konfigurasi Mikrotrik CHR Anda, dan mengakibatkan, VPS Mikrotik Anda tidak dapat diakses melalui Internet. Maka satu satunya cara adalah dengan mengakses VPS Mikrotik Anda melalui VNC pada Panel VPS Anda.
Mengkonfigurasi Mikrotik CHR menggunakan perintah CLI tentunya lebih menantang daripada akses melalui GUI seperti Winbox dan Browser. Karena minimum kita harus menguasai logika susunan perintah Mikrotik itu sendiri. Dan mengkonfigurasi Mikrotik menggunakan CLI mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya untuk mengakses Mikrotik bisa dengan menggunakan telnet, ssh, kabel serial, menu terminal pada winbox atau pada tutorial kali ini, kita akan mengakses Mikrotik menggunakan VNC melalui Panel VPS.
Akses Mikrotik CHR melalui VNC
1. Login ke Clientarea dan klik pada menu Layanan > Layanan Saya. Pada Halaman tersebut, silahkan Klik Layanan VPS Mikrotik Anda. Maka akan muncul menu seperti dibawah ini.
Akses Menu VNC pada Panel VPS Anda
2. Klik menu VNC pada Panel VPS Anda, kemudian dilanjutkan dengan mengklik Launch HTML 5 VNC Client seperti pada gambawah dibawah ini.
3. Setelah itu, maka Virtual Console akan terbuka melalui Port VNC (Virtual Network Computing).
Tampilan Default pada VNC
4. Silahkan Login dengan memasukkan Username dan Password Anda. Maka Anda akan login ke Terminal CLI Mikrotik CHR Anda.
5. Hal yang pertama kita lakukan, jika terjadi kesalahan konfigurasi pada Mikrotik CHR Anda, kita akan melakukan Reset ke Default setting dengan memasukkan perintah berikut.
/system reset-configuration
Konfirmasi akan diminta untuk melakukan Reset, dan tekan y kemudian Enter. Maka sekarang Mikrotik akan mereset ke konfigurasi default.
6. Masukkan username default Mikrotik yaitu admin dan password dikosongkan saja kemudian tekan Enter.
7. Setelah login ke Terminal CLI Mikrotik CHR, yang pertama kita lakukan adalah mengeset nama Mikrotik CHR Anda dan Timezone.
/system identify set name=Herza
/system clock
set time-zone-autodetect=no
set time-zoe-name=Asia/Jakarta
/system clock print
8. Setelah itu, kita akan menginput IP VPS Mikrotik Anda agar dapat terhubung ke Internet. IP ini bisa Anda dapatkan dengan menghubungi Technical Support.
Setelah IP terinput, maka kita bisa melihat konfigurasi IP seperti diatas
9. Jika Anda pengguna VPS Tunneling dan melakukan Instalasi Mikrotik CHR sendiri, maka kemungkinan besar Anda tidak dapat mengakses Winbox Anda secara langsung. Dikarenakan Port Winbox default 8291 telah kami Blokir Akses nya dari luar untuk menghindari Brute Force bagi User yang lupa mengganti Port Default Winbox mereka.
Untuk awal, masukkan perintah berikut untuk memeriksa Port Service yang terbuka di Mikrotik CHR Anda.
/ip service print
Pada tampilan diatas, kita bisa melihat bahwa Port Winbox masih menggunakan Port standar yaitu 8291. Nah, mari kita lanjutkan perintah berikut untuk mengganti Port Winbox Anda.
/ip service edit winbox port
Maka, Anda akan melihat tampilan seperti diatas. Silahkan rubah port tersebut sesuai dengan port yang ingin Anda gunakan. Ingat jangan gunakan port 0 sd 1024 karena port tersebut sudah digunakan oleh layanan yang sudah di definisikan secara baku, pakailah port di atas 1024 misalnya menjadi 18291 jangan gunakan port diatas 65535 https://en.wikipedia.org/wiki/Port_(computer_networking)
Setelah itu, tekan tombol CTRL O pada keyboard Anda untuk menyimpan dan keluar dari file editor. Maka, sekarang Port Winbox Anda telah berubah.
10. Sekarang VPS Mikrotik Anda dapat diakses melalui Winbox
Demikianlah beberapa setingan dasar Mikrotik yang menggunakan Perintah Dasar CLI – command line interface Mikrotik yang telah kita buat, semoga ada manfaatnya. Jangan lupa membaca Konfigurasi Dasar untuk Mengamankan Router Mikrotik Anda.