Perbedaan Backup & Disaster Recovery- Banyak Organisasi dan bisnis mulai memperhatikan kepentingan data mereka dengan menggunakan dua teknologi yang dirasa memiliki peran yang cukup vital terhadap data perusahaan atau organisasi.Â
Kemampuannya yang dapat mencadangkan sistem dan data perusahaan/organisasi, menjadi jalan cara solutif apabila data mengalami masalah yang tidak terduga-duga. Seperti serangan hacker, kegagalan sistem, human error bahkan bencana alam dan gangguan serius lain.
Dua teknologi tersebut yaitu Backup dan Disaster recovery keduanya sangat erat kaitannya dalam upaya untuk melindungi data dan informasi dari kehilangan atau kerusakan.
Akan tetapi, ada beberapa perbedaan khusus yang harus kamu tahu diantara Backup & Disaster Recovery.
Simak artikel di bawah yang akan membahas tentang perbedaan Backup & Disaster Recovery!Â
Apa Itu Backup dan Disaster Recovery?
Backup adalah proses membuat salinan data atau informasi yang penting atau sensitif dari sistem komputer atau perangkat penyimpanan lainnya, sebagai cadangan untuk mengembalikan data jika terjadi kehilangan data.
Backup sering digunakan sebagai cara untuk melindungi data dari kerusakan, kehilangan, dan kejahatan seperti hacking atau malware.
Sementara, Disaster recovery adalah proses dan rencana untuk memulihkan aplikasi / website yang terdapat di satu server, karena terjadi bencana atau insiden yang mengakibatkan kerusakan pada infrastruktur server tersebut.
Bencana atau insiden tersebut dapat berupa bencana alam seperti banjir, gempa bumi, badai topan, kecelakaan, sabotase, serangan siber, dan lain sebagainya.
Disaster recovery bertujuan untuk memastikan bahwa organisasi dapat mengembalikan sistem teknologi informasi dan operasi bisnis dalam suatu server dalam waktu sesingkat mungkin setelah terjadinya bencana atau insiden tersebut.
Proses ini melibatkan pemulihan data, sistem, dan aplikasi yang penting untuk operasi bisnis, serta mengembalikan infrastruktur dan jaringan komunikasi yang diperlukan.
Agar kamu semakin paham berikut perbedaan Backup & Disaster Recovery.Â
Perbedaan Backup dan Disaster Recovery
- Backup adalah proses menciptakan salinan data atau informasi yang sudah ada untuk tujuan pemulihan data yang hilang atau rusak.
Backup utamanya digunakan untuk menghindari kehilangan data karena kegagalan perangkat keras, kesalahan pengguna, serangan virus atau kerusakan fisik pada perangkat.
Sementara itu, disaster recovery adalah strategi yang bertujuan untuk memulihkan sistem atau data yang terpengaruh oleh bencana, baik bencana alam seperti gempa bumi, banjir, atau bencana non-alam seperti pemadaman listrik, serangan siber, atau kebakaran. - Biasanya backup disimpan dalam jangka waktu tertentu seperti beberapa minggu, bulan, atau bahkan tahun.
Sementara, Disaster recovery mencakup perencanaan dan pengaturan sistem cadangan yang dapat diaktifkan ketika bencana terjadi.
Sistem ini harus berada di lokasi yang berbeda atau di cloud, sehingga dapat diakses dari lokasi lain. - Backup lebih berfokus pada data atau file yang tersimpan, sementara disaster recovery melibatkan seluruh sistem atau infrastruktur.
Hal ini berdasarkan karena di dalam backup terdapat kegiatan pencadangan data yang terstruktur dan terjadwal, sedangkan di dalam disaster recovery terdapat proses untuk mengatur kembali sistem untuk mencapai kondisi normal secepat mungkin setelah terjadi bencana. - Backup dapat dilakukan dengan interval waktu tertentu, sedangkan disaster recovery harus dirancang dan diuji secara teratur.
Hal ini berdasarkan karena disaster recovery memerlukan strategi yang lebih lengkap dan matang, Â serta membutuhkan pelatihan dan simulasi bencana untuk memastikan bahwa perusahaan perlu siap dalam situasi yang sulit untuk mengurangi waktu downtime yang diperlukan.
Dengan demikian, backup dan disaster recovery adalah dua hal yang berbeda namun sangat penting dalam mengelola data dan informasi.
Perbedaan utamanya adalah backup bertujuan untuk melindungi data dari kehilangan dan kerusakan, sementara disaster recovery adalah upaya yang lebih luas untuk memulihkan sistem yang terpengaruh oleh bencana.
Baca juga! Apa Itu DRC dan Pentingnya Menggunakan DRC?
Istilah-istilah penting
Ada beberapa Istilah-istilah penting berkenaan dengan back up dan disaster recovery agar bisa menambah pemahamanmu, anatar lain :
1. RTO (Recovery Time Objective)
RTO (Recovery Time Objective) adalah waktu maksimum yang diperbolehkan untuk memulihkan operasional bisnis setelah terjadi gangguan atau kejadian tidak terduga.
Contohnya, Jika RTO organisasi adalah 4 jam, maka organisasi harus dapat memulihkan operasi normal dalam waktu 4 jam setelah terjadinya kegagalan sistem atau bencana.
Atau jika RTO untuk sistem email adalah 1 jam, maka organisasi harus dapat memulihkan sistem email dalam waktu 1 jam setelah terjadinya kegagalan sistem atau bencana.
Semakin kritis sistem atau aplikasi, semakin pendek RTO yang dibutuhkan untuk memastikan bisnis dapat berjalan dengan lancar dan menghindari kerugian finansial yang signifikan.
2. RPO (Recovery Point Objective)
RPO (Recovery Point Objective) mengacu pada jumlah data yang dapat diterima kehilangannya dalam situasi bencana atau kegagalan sistem.
RPO menentukan seberapa sering data harus disalin dan disinkronkan ke tempat yang aman, sehingga jika terjadi kegagalan atau bencana, perusahaan dapat mengembalikan data ke titik sebelum kejadian tersebut.
3. Failover
Failover adalah proses otomatis atau manual untuk memindahkan operasi dari sistem utama yang sedang tidak berfungsi ke sistem cadangan yang tersedia.
Prosedur failover biasanya diatur untuk memastikan bahwa sistem cadangan siap untuk mengambil alih tugas dari sistem utama dengan cara yang efektif atau tanpa ada waktu henti.
Failover digunakan dalam konteks disaster recovery untuk memastikan bahwa aplikasi dan layanan bisnis dapat beroperasi dengan sekecil mungkin terjadi gangguan ketika terjadi kegagalan pada sistem utama.
Failover juga digunakan dalam konteks ketersediaan layanan (service availability) untuk memastikan bahwa layanan tetap tersedia meskipun ada gangguan pada sistem utama.
4. Restore
Restore adalah proses mentransfer data dari cadangan kembali ke sistem utama atau pusat data setelah terjadi kegagalan atau kerusakan pada sistem utama.
Proses restore biasanya melibatkan pengambilan salinan data dari cadangan dan mengembalikan salinan data tersebut ke sistem utama atau pusat data.
Restore ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung pada teknologi dan strategi backup yang digunakan, seperti backup lokal, backup cloud, atau backup offsite.
5. Disaster Recovery As a Service
Disaster Recovery as a Service (DRaaS) adalah model layanan cloud computing yang memungkinkan organisasi untuk memulihkan sistem IT mereka setelah terjadi bencana atau kegagalan sistem dengan cepat dan mudah.
Dalam model DRaaS, penyedia layanan cloud menyediakan infrastruktur, sumber daya, dan teknologi yang dibutuhkan untuk memulihkan sistem organisasi dengan cepat.
Dalam model DRaaS, data dan aplikasi disalin dan disimpan di cloud penyedia layanan. Jika terjadi bencana atau kegagalan sistem, sistem cadangan dapat diaktifkan secara otomatis atau manual.
Pengguna dapat mengakses data dan aplikasi melalui jaringan internet dan memulihkan sistem mereka dengan cepat
Prioritaskan Beban Kerja
Setiap beban kerja dalam suatu organisasi dapat memiliki tingkat pentingan yang berbeda-beda tergantung pada kebutuhan bisnisnya.
Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan analisis risiko untuk menentukan RTO dan RPO yang sesuai untuk setiap beban kerja.
Contohnya, sistem perbankan online mungkin memiliki RTO yang sangat rendah dan RPO yang sangat ketat, karena data yang disimpan di sana sangat penting dan hilangnya data bahkan dalam hitungan detik dapat berdampak signifikan pada bisnis perbankan.
Dalam praktiknya, organisasi dapat menggunakan tingkatan seperti Tingkat 1, Tingkat 2, atau Tingkat 3 untuk memberikan kerangka kerja untuk perencanaan pemulihan data akibat bencana.
Evaluasi Opsi Penerapan
Setelah kamu sudah memahami kebutuhan back up dan disaster recovery, langkah selanjutnya adalah mengevaluasi opsi deployment yang tersedia untuk menyimpan data cadangan dan memulihkan sistem.
Beberapa opsi deployment yang umumnya digunakan dalam disaster recovery adalah :
1. Cloud
Backup berbasis cloud dan disaster recovery memungkinkan organisasi untuk menghindari biaya modal yang besar untuk infrastruktur backup dan pemulihan.
Dengan memilih solusi cloud untuk backup dan pemulihan, organisasi dapat menyimpan data mereka di server yang disediakan oleh penyedia cloud, sehingga tidak perlu membeli dan menginstal perangkat keras backup mereka sendiri.
Selain itu, backup berbasis cloud dan disaster recovery juga memberikan skalabilitas yang cepat.
Organisasi dapat menyesuaikan kapasitas penyimpanan dan daya pemrosesan sesuai dengan kebutuhan mereka, tanpa perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk perangkat keras atau perangkat lunak tambahan.
Dalam situasi bencana, backup berbasis cloud dan disaster recovery juga dapat membantu organisasi memulihkan data mereka dengan cepat dan efisien.
Data backup disimpan di tempat yang aman dan jauh dari situs utama organisasi, sehingga jika terjadi bencana, data dapat dengan mudah dipulihkan dari cloud.
2. On-premise
On-premise backup adalah solusi backup data yang disimpan secara lokal di perangkat keras atau server yang dioperasikan oleh organisasi itu sendiri.
Dalam solusi on-premise backup, organisasi bertanggung jawab untuk menyimpan, mengelola, dan memulihkan data backup mereka sendiri.
Selain itu, dalam On-premise backup organisasi dapat memilih untuk menggunakan media penyimpanan fisik seperti hard drive eksternal atau tape backup, atau menggunakan server atau perangkat keras yang dirancang khusus untuk backup.
Data backup disimpan di lokasi yang sama dengan lokasi lingkungan produksi, yang berarti akses dan pemulihan data backup dapat dilakukan dengan cepat.
Namun, on-premise backup memiliki beberapa kelemahan, yaitu karena proses backup dilakukan pada tempat yang sama, sehingga jika terjadi bencana, pemadaman listrik, atau hal lain yang tidak terduga akan terpengaruh pada seluruh pusat data.
Kesimpulan
Setelah membaca pembahasan lengkap tentang perbedaan backup & disaster recovery kamu mungkin bisa menyimpulkan bahwa yang menjadi perbedaan dasar antara backup dan recovery ialah backup bertujuan untuk melindungi data dari kehilangan dan kerusakan.
Sementara, disaster recovery adalah upaya yang lebih luas untuk memulihkan sistem yang terpengaruh oleh bencana.
Herza Cloud menyediakan layanan DRC untuk organisasi.
Herza Cloud telah lengkap dengan persyaratan teknis yang dibutuhkan sebagai penyedia layanan server yang mampu menyediakan layanan Data Recovery Center (DRC) yang memenuhi standar persyaratannya.
Berikut kelebihan DRC pada Herza Cloud
- Sudah bersertifikasi Tier 3
- Sudah bersertifikasi PCI DSS
- Sudah bersertifikasi ISO 9001 dan 27001
- Lokasi DRC  yang kami sediakan di Datacenter Area31, Tapos – Depok dan Datacenter Biznet Technovillage, Cimanggis – Depok
- Tim support 24 jam
- Tim teknis yang Ahli dan Profesional Â